Sekali-dua kali orangtua Adi, membantu kesulitan sang bocah. Akan tetapi, begitu terlalu sering, mereka jadi bertanya-tanya, "Kok kamu gampang menyerah, sih? Sedikit-sedikit, minta bantuan." Nah, apakah batita Anda seperti Adi yang mudah menyerah ketika melakukan sesuatu? Agar si kecil tak tumbuh menjadi anak yang gampang menyerah, kita dapat melakukan beberapa hal berikut, seperti dipaparkan Sani B. Hermawan, Psi., Direktur Lembaga Pelatihan Daya Insani, Jakarta.
CARA JITU
1. Ajarkan kemandirian
Beri kesempatan pada si kecil untuk belajar mandiri. Tujuannya agar ia bisa membantu dirinya sendiri. Dapat dimulai dari hal-hal kecil atau sederhana serta kebiasaan sehari-hari. Misalnya, ketika belajar memakai baju, celana, sandal, Anda jangan langsung mengulurkan tangan membantu si kecil. Biarkan dia berusaha sendiri sampai akhirnya berhasil.
2. Beri solusi
Bila si kecil mengalami kesulitan ketika memakai celana, umpamanya, kita bisa memberikan solusi. "Adek susah ya pakai celana? Soalnya kan sambil berdiri. Coba kalau sambil duduk, terus perlahan-lahan kaki kamu masuk ke lubang celana." Lambat-laun anak akan mencari sendiri solusi dari masalahnya. Anak berusaha kreatif mencari jalan menghadapi kesulitannya.
3. Beri motivasi
Beri motivasi dan kepercayaan penuh bahwa anak sebenarnya mampu melakukan sesuatu, tidak mudah menyerah dan berani menghadapi kegagalan. Misalnya si batita minta bantuan untuk menghidupkan mainannya. Padahal, kemarin dia sudah bisa melakukan sendiri. katakan, "Ayo, Sayang, kamu coba lagi deh. Kemarin kan sudah bisa."
Dengan adanya motivasi, anak akan tergerak untuk mencobanya lebih dulu sebelum meminta tolong/bantuan. Dia menunjukkan diri untuk berusaha mencapai atau mendapatkan sesuatu yang diinginkannya. Kelak, ketika anak menghadapi rintangan dan kesulitan, ia punya keinginan untuk mengatasinya. Sebaliknya, bila anak tak mendapat motivasi, dia mudah menyerah, mudah puas dengan hasil seadanya, tak punya semangat untuk maju serta daya juangnya rendah.
4. Beri Reward
Biasakan memberi reward, entah itu pujian atau pelukan sayang, atas apa yang dia raih. Dengan begitu, si kecil merasa didukung oleh orangtua sehingga dia selalu bersemangat mengerjakan sesuatu yang lebih sulit/besar lagi. Meskipun suatu ketika dia mengalami kegagalan, tapi dengan adanya dukungan dari orangtua, dia akan bangkit dan terus mencoba mencapai atau meraih sesuatu yang diusahakannya. Dia pun yakin bisa berhasil. Sebaliknya, anak yang jarang atau tak pernah mendapatkan reward, justru tak memiliki semangat juang tinggi. Pasalnya, bagi dia sama saja berhasil atau tidak.
KOMENTAR