Di India, negara di mana korban serangan air keras tak berani keluar dari tempat persembunyian, atau menampakkan wajah mereka yang telah rusak ke muka umum, pemotretan ini adalah sebuah hal yang luar biasa.
"Setelah wajahku disiram air keras, aku tak pernah berani berfoto," ujar Rupa, salah satu model sekaligus korban serangan air keras.
Namun, ujarnya lagi, "Saat foto-foto ini beredar di media, orang-orang mulai meneleponku dan bertanya-tanya tentang aku. Ini membuatku sangat senang. Pemotretan ini membuatku ingin keluar dan bertemu lebih banyak orang."
Rupa yang kini berusia 22 tahun, wajahnya disiram air keras oleh ibu tirinya setelah mereka bertengkar soal uang. Saat itu, usianya masih 15 tahun.
"Malam itu, setelah air keras disiramkan ke wajahku, aku tak bisa melihat apa-apa. Aku tak bisa membuka mata, aku hanya bisa menjerit kesakitan," kenangnya. "Tapi tak seorangpun datang menolongku. Ibu tiriku hanya berdiri di sana, melihatku menderita."
Setelah malam itu, dunia Rupa berubah. "Aku berhenti sekolah, aku berhenti bermain."
Tiga tahun setelah serangan itu, barulah Rupa berani menatap bayangan wajahnya di cermin.
Rupa sendiri sejak kecil sudah bermimpi untuk menjadi seorang perencang busana. Ia lah yang kemudian mendesain seluruh baju yang dipakai oleh lima model di dalam pemotretan spesial tadi, termasuk baju yang dipakainya.
Foto-foto yagn menampilkan Rupa dan kawan-kawannya tersebut pertama kali dirirlis di akun Facebook milik Stop Accid Attacks, sebuah yayasan yang didirikan untuk menyosialisasikan keadaan korban serangan air keras. Kegiatan yayasan ini sedah beberapa jadi sorotan media internasional.
Keinginan Rupa selanjutnya adalah membuka sebuah butik. Saat ini ia tinggal di Chhanv, sebuah pusat rehabilitasi untuk korban serangan air keras yang dibuka oleh yayasan tersebut.
Merubah Persepsi
Rahul Sahara adalah fotografer profesional yang mengambil foto-foto tersebut. Ia mengaku ingin memperkenalkan hasil desain Rupa dan membantunya memberi motivasi kepada korban serangan air keras di seluruh dunia.
Tujuannya yang lain adalah membuat para korban merasa dirinya cantik dan mengubah persepsi umum tentang definisi wanita "cantik".
"Di masyarakat kami, ada banyak hal yang diucapkan kepada seorang gadis. Misalnya, kamu tidak cantik. Atau, kamu tidak akan menukah karena kulitmu tidak putih dan mulus," ucap Rahul.
"Saya ingin mengubah persepsi itu. Saya ingin mengatakan pada orang, bahwa kecantikan sejati bukanlah soal kulit yang putih dan mulus."
Ia lantas melanjutkan, "Saat Anda melihat foto wanita cantik di sebuah iklan, Anda melihatnya sekilas dan melupakan mereka. Tapi ketika Anda melihat foto ini, Anda ingin melihatnya lagi dan lagi."
Ritu, korban lain yang juga turut berpose dalam foto ini baru 17 tahun saat air keras disiramkan ke wajahnya. Ia kini berusia 19 tahun dan tengah menjalani perawatan. Ritu tak bisa melihat dengan mata kirinya.
"Setiap korban siraman air keras berkata, mereka tidak mau bertemu penyerang mereka," ujarnya. "Tapi aku malah ingin bertemu pria yang melakukan ini padaku dan bertanya, 'Apakah perbuatannya setimpal?'"
Wikkianto / Sumber: CNN
KOMENTAR