Bagaimana caranya?
Setiap menjadi pembicara, saya selalu menyelipkan informasi tentang teh dari Indonesia, baik di ajang kuliner, jamuan teh di hotel berbintang, atau acara bincang-bincang di televisi dan radio. Saya berikan info tentang cara menikmati teh tanpa menggunakan gula, menyajikan teh dengan cara yang benar, dan disimpan dengan tepat agar menjadi sangat enak saat dinikmati.
Lewat buku yang saya tulis juga saya membagikan berbagai khasiat teh yang baik bagi tubuh. Salah satu cara yang saya lakukan adalah dengan bergabung di Dewan Teh. Dengan begitu, saya berharap bisa semakin banyak peluang untuk bekerja sama dengan berbagai pihak untuk semakin mempromosikan teh Indonesia. Termasuk mengedukasi agar teh semakin bisa diterima semua kalangan dan bisa menjadi bagian dari gaya hidup.
Lihat saja sekarang, industri teh siap minum dengan berbagai kemasan, kan, semakin banyak. Hal ini tentu menjadi peluang bagi industri teh di Indonesia, untuk dapat semakin maju dan berkembang. Oh ya, mungkin banyak yang belum tahu, salah satu jenis teh yakni Oolong tea yang dihasilkan dari kaki Gunung Halimun Jawa Barat itu sudah diekspor dan sangat disukai oleh pencinta teh di seluruh dunia, lo.
Apa tantangan dalam menggeluti bidang ini?
Kebetulan bidang ini memang masih lebih banyak digeluti kaum pria, dari pemilik kebun teh, para pejabat yang berwenang mengurusi komoditi ini, pelaku industri teh, semua didominasi kaum pria. Bukan berarti perempuan tak diberi kesempatan, tapi memang masih jarang yang menggeluti. Itu tantangan juga buat saya untuk bisa membuktikan, bila memiliki kemampuan, baik tua ataupun muda, perempuan ataupun pria, tetap memiliki kesempatan yang sama.
Tak heran jika baru-baru ini saya dipercaya sebagai ketua Dewan Teh Indonesia. Sehingga satu lagi tanggung jawab yang harus saya emban. Ini seperti penyegaran, yang menandakan hal positif. Perhatian untuk teh sudah semakin baik dan kebetulan saya juga tidak memiliki bisnis teh, jadi tentu bisa lebih obyektif dan tak terpaku pada kepentingan pribadi.
Ada yang menyebut Anda Tea Master, tapi tak suka sebutan itu. Kenapa?
Iya, saya bukan Tea Master. Jika merujuk kepada World Tea Academy, ada beberapa kategori dalam bidang teh, yaitu Tea Master, Tea Specialist, dan Tea Sommelier. Nah, Tea Sommelier adalah pencicip teh, ia tahu cara menyeduh teh dan dapat mencocokkan teh jenis apa digabungkan dengan teh apa, sehingga bisa menghasilkan perpaduan teh yang enak.
Sama halnya dengan Tea Specialist, pekerjaanya seperti quality control, tahu mana teh yang bagus dan mampu memilih serta menyajikannya. Sedangkan Tea Master adalah orang yang bisa semuanya, serta mampu memproduksi teh. Makanya, saya bukan master teh, tapi lebih suka disebut Tea Specialist dan Tea Sommelier. Soalnya jika diterjemahkan, semua merujuk ke kata yang sama yaitu ahli teh
Seperti apa, sih, perkembangan profesi yang Anda geluti?
Hampir tak ada yang menggeluti profesi sebagai Tea Specialist atau Tea Sommelier di Indonesia. Yang ada adalah yang bekerja di pabrik teh, biasanya sebagai Tea Tester atau pencicip teh yang juga tahu cara meracik teh. Masalahnya, profesi ini juga tak pernah terpublikasikan atau dikomunikasikan, sehingga harus dilatih terlebih dahulu karena tak ada sekolahnya.
KOMENTAR