Bahkan kini Emma pun ditunjuk sebagai salah satu duta Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) untuk Women Goodwill yang baru saja meluncurkan sebuah kampanye untuk kesetaraan gender yang diberi nama HeForShe.
Dan untuk tugas barunya itu, Emma berkesempatan memberikan pidato di hadapan ratusan orang di Gedung PBB yang bermarkas di Swiss pada Sabtu (20/9) lalu. Emma seolah telah mempersiapkan mental dan dirinya semaksmal mungkin untuk berpidato mengenai masih belum terjadinya kesetaraan gender di dunia yang dibacakan secara powerful dan emosional.
Kampanye HeForShe ini dimaksudkan untuk memobilisasi kaum pria di seluruh dunia untuk melawan ketidakadilan gender yang masih terjadi muka bumi ini. Dan kampanye ini terselenggara berkat prakarsa Wolf Blitzer dan dihadiri pula oleh aktor serial 24, Kiefer Sutherland, dan peraih Piala Oscar aktor Forest Whitaker.
Emma yang hadir di acara resmi PBB itu didampingi oleh Sekretaris Jendral PBB yang saat ini masih menjabat, Ban Ki-moon, asal Korea Selatan.
"Dia (Emma) telah menggunakan sihirnya melalui filmnya. Saya berharap dai juga dapat menggunakan sihirnya untuk menghentikan segala bentuk kekerasan terhadap perempuan di dunia ini," kata Ban Ki-moon kepada Emma sambil tersenyum tulus. "Sekali lagi, terima kasih banyak atas keterlibatan Anda dalam kampanye ini dan tugas ini," imbuh Ban Ki-moon kepada Emma.
Dalam pidatonya, Emma mengatakan, "Hari ini, kami baru saja meluncurkan kampanye yang dinamani HeForShe. Dan saya terlebih dulu meminta kepada Anda semua sebelum PBB meminta bantuan Anda. Bahwa kami ingin menghentikan ketidakadilan gender, dan untuk melakukannya kami perlu keterlibatan semua orang. Dan ini merupakan kampanye pertama PBB dalam soal kesetaran gender. Kami ingin mencoba mengajak kamu pria dan anak lelaki untuk membantu terjadinya perubahan di dunia ini, dan bukan hanay sekadar bicara. Kami ingin membuat hal ini menjadi kenyataan."
"Saya telah menyetujui menjadi Goodwill Ambassador untuk UN Women sejak enam bulan yang lalu. Dan selanjutnya saya telah bicara tentang feminisme, di mana saya mulai menyadari bahwa memperjuangkan hak-hak perempuan tak bisa dilakukan sekali saja, di mana itu artinya mirip dengan membenci kaum pria. Dan jika ada satu hal yang saya ketahui akan halite, sudah saatnya untuk disudahi."
"Seperti yang sudah banyak diketahui, feminism, menurut definisinya adalah keyakinan bahwa perempuan dan lelaki memiliki hak dan kesempatan yang sama. Ini merupakan teori dalam ilmu politik, ekonomi, dan sosial di mana perempuan dan lelaki memiliki halk yang sama. Sementara itu saya sudah mulai mempertanyakan mengenai asumsi berbasis gender sejak beberapa tahun yang lalu."
"Ketika saya berusia 8 tahun, saya sempat bingung dipanggil dengan sebutan bos, ketika ingin memimpin sebuah permainan di dalam rumah. Sementara anak lelaki tidak begitu. Dan ketika saya berusia 14 tahun, saya mulai dibedakan secara seksual oleh media. Sementara di usia 15 tahun, teman perempuan saya mulai berhenti melakukan olah raga berat lantaran takut memiliki tubuh berotot. Lalu di usia 18 tahun, teman lelaki saya mulai sungkan mengekspresikan perasaannya, hingga saya memutuskan untuk menjadi feminis. Dan hal ini menjadi sangat kompleks buat saya. Namun belakangan saya melihat, ternyata feminisme bukanlah kata yang sangat populer di dunia ini."
"Di tahun 1997, Hillary Clinton pernah membacakan pidato yang sangat terkenal saat berkunjung ke Beijing, mengenai hak-hak perempuan. Sayangnya, apa yang menjadi harapannya saat itu untuk bisa berubah, masih tetap terjadi hingga saat ini. Namun yang membuat saya paham saat itu karena kaum lelaki yang hadir di sana kurang dari 30 persen. Sehingga bagaimana duna akan berubah jika kaum pria yang mau terlibat di acara itu tak ada setengahnya? "
KOMENTAR