Itulah sebabnya, kendati perekonomian keluarga sedang 'paceklik', sebagian warga Jakarta tetap memanfaatkan rupiah yang ada di dompet untuk ongkos mudik. Seperti yang dilakukan Ny. Atun (34) yang ditemui Tabloidnova.com sedang menunggu bus di Terminal Kampung Rambutan, Jakarta Timur, Jumat, (18/9).
"Yah...memang susah, sih... Tapi tetap berangkat. Pokoknya begitu ada rezeki langsung disiapin buat mudik," ujar Atun yang bersama suami dan kedua anaknya bermaksud mudik ke kampung halaman suami di Majalengka, Jawa Barat.
Lain lagi dengan Aditya, Ibe, dan Arun. Tiga pemuda berusia 20 tahun yang sehari-hari berdagang di daerah Lenteng Agung ini, sejak awal memang sudah meniatkan menabung, menyisihkan rezeki agar bisa pulang kampung ke Tasikmalaya.
"Tiap tahun pasti kita usahain mudik, pengen ketemu orang tua" ujar Ibe yang bersama kedua kawanya sudah merantau ke Jakarta sejak 2003. Mudik juga berarti berbagi rezeki dengan sanak saudara di kampung. Hal ini tampak dari banyaknya kardus yang dibawa tiga pemuda ini di samping tas ransel di punggung mereka masing-masing.
"Ya..oleh-oleh. Pokoknya kalau mudik yang wajib dibawa tuh sembako," ungkap Aditya yang berencana mudik agak lama tahun ini.
Bakal kembali ke Jakarta lagi? "Iya. Pasti. Kalau di kampung paling (perkerjaannya-red) ngojek doang," tukas Ibe.
Selamat jalan para pemudik. Hati-hati di perjalana. Selamat merayakan Idul Fitri 1430 Hijriah dan berkumpul bersama keluarga serta kerabat tercinta.
Astri
KOMENTAR