Kecintaan pria kelahiran Purworejo 9 September 1951 ini pada sepeda ontel berawal dari 'tantangan' seorang pastur sekitar Juli 2008. "Pastur saya bilang ke saya, Pak Budi kan rumahnya dekat ke Gereja, kenapa enggak jalan kaki?" tiru pria bernama lengkap Laurentius Edy Budihardjo ini kepada tabloidnova.com usai kegiatan "Jakarta Aman untuk Semua" di depan Hotel Ritz Carlton, Jakarta, Minggu (26/7).
Alih-alih mencoba saran pastur, mantan pengusaha di bidang garmen ini justru mencoba alat transportasi lain, yakni sepeda. Namun, sepeda yang dicari Budi bukanlah sepeda baru dan modern melainkan sepeda kuno yang lebih dikenal dengan sepeda ontel.
Sebetulnya ketertarikan Budi pada sarana transportasi tempo dulu sudah berlangsung sejak 1993. Kala itu, bapak empat anak ini mengoleksi mobil-mobil kuno yang sebagian besar bermerek Mercedes Benz, di antaranya ada yang keluaran tahun 1951.
"Saya pun menyadari, koleksi kendaraan bermotor saya sebetulnya juga ikut berkontribusi pada pemanasan global. Akhirnya satu per satu saya lipat masuk kantong, saya jual. Memang berat karena kan mobil-mobil itu punya banyak kenangan, tapi saya sudah komit," papar pria yang kini berprofesi sebagai pemilik dan pengajar Sekolah Mode Budihardjo.
Dari sekitar sepuluh mobil kuno yang dikoleksinya, kini hanya tersisa dua. "Itu pun dipakainya jarang sekali. Sekarang saya lebih pilih naik sepeda," kata Budi yang dalam setahun telah memiliki sekitar 13 sepeda ontel.
Budi pun mencoba menularkan kebiasaannya mengontel ke lingkungan sekitarnya. "Saya ajak kawan saya, Pak Lurah Kramat Pela, Suparman, S.Sos mendatangi kantor kecamatan," ujar warga Kebayoran Baru, Jakarta Selatan ini.
Rupanya, banyak juga yang tertarik bersepeda ontel. Dari yang semula komunitas ontel Kramat Pela berkembang menjadi komunitas ontel Kebayoran Baru. Sampai akhrinya, pada Januari 2008, dengan dukungan Walikota Jakarta Selatan terbentuklah Ontel Jakarta Sehat (OJS). Budi pun didapuk sebagai Sekjen sementara Walikota Jaksel sebagai Ketua. Suami dari Desy Budihardjo ini bahkan menjadikan rumahnya di Jl. Limau no.42 Kebayoran Baru sebagai kantor sekretariat OJS.
Kembali ke koleksi sepeda ontel, Budi mengungkapkan dirinya banyak berburu ke desa-desa di Jawa Tengah dan Yogyakarta. Harga sepeda ontelnya setelah direstorasi dari kondisi semula, berkisar Rp 5 juta sampai termahal sekitar Rp 20 juta. Koleksi tertua Budi adalah sebuah sepeda ontel merek Gazelle produksi Belanda tahun 1950-an.
Budi tak memungkiri perlu biaya lumayan besar untuk membuat sepeda kuno menjadi cling kembali. Namun, bagi Budi yang terutama adalah kebanggaannya bisa ikut melestarikan sepeda ontel. Budi bercerita, jika ia tengah bersantai di taman dengan sepeda ontelnya, tak jarang ada pasangan muda yang menghampirinya untuk minta foto bersama.
"Dulu (masa penjajahan) sepeda begini termasuk barang mewah. Ini barang tua yang perlu dilestarikan. Jangan sampai nanti anak-anak kita kalau mau melihat sepeda seperti ini harus pergi ke luar negeri," pungkas Budi yang mengaku sejak rutin bersepeda setahun terakhir ini tubuhnya lebih bugar dibanding sebelumnya.
Astri
Atlet New Balance Triyaningsih Berhasil Taklukan Kompetisi TCS New York City Marathon 2024
KOMENTAR