Sirih Disangka Ganja
Puluhan tahun berdedikasi di bidangnya, ribuan orang telah merasakan hasil karyanya. Mulai dari anak penjual bakso, petani salak, anak pejabat, hingga anak raja serta presiden.
Ihwal Tienuk mendapat job dari mendiang Presiden Soeharto dan kemudian merembet ke keluarga presiden berikutnya, sungguh tak pernah dibayangkan. Kala itu, sekitar tahun 1987, Indonesia kedatangan tamu PM Malaysia, Mahattir Muhammad. Tienuk diminta mendemokan tata rias pengantin Jawa. "Sorenya saya dipanggil mendiang Ibu Tien Soeharto, diminta merias Mbak Mamik yang akan menikah."
Nama Tienuk semakin harum kala diminta merias lima putra dan menantu Sri Sultan HB IX saat menikah, dua putri Sultan HB X, dan juga menantu Presiden SBY. Perempuan yang sudah merias pengantin di empat benua ini berkisah, setiap kali merias di luar negeri, pengundangnya ingin semua pernak-pernik upacara tradisional dihadirkan. Mereka ingin memperlihatkan budaya Indonesia pada semua tamunya.
Dibayar Bakso
Lain lagi ceritanya saat diminta merias anak penjual bakso di gang sempit Jl. Pajeksan, belakang Malioboro. Calon mempelai perempuan hanya mau dirias Tienuk yang sudah terkenal sebagai perias anak pejabat. Orangtuanya pun kalang kabut, takut tak bisa bayar. Saking sayangnya pada anak perempuan semata wayangnya, si tukang bakso memberanikan diri datang ke Tienuk dan dengan berlinang air mata ia mengungkapkan keinginan anaknya.
"Waktu itu, saya sedang ingin sekali punya anak perempuan dan membayangkan, pasti saya akan berbuat sama demi anak tercintanya." Akhirnya, dengan ikhlas ia merias anak si tukang bakso. Bayarannya? "Ya, bakso. Banyak sekali, cukup untuk pesta seminggu," canda Tienuk.
Keikhlasan Tienuk berbuah manis di kemudian hari. Ia memperoleh dua anak perempuan, Titisari Kusumaratri dan Candrikasari Kusumadewi. Sayangnya, hinggga kini keduanya belum tergerak mewarisi ilmu ibunda.
Rini Sulistyati
KOMENTAR