"Kesuksesan Tienuk berkarya didukung penuh keluarganya. (Foto: Dok.Pri) "
Genap di usia 60 tahun dan 40 tahun berkarya sebagai perias pengantin, Hj. Tienuk Riefki meluncurkan biografi, awal Juli silam. "Hasil akhir riasan Mbak Tienuk tidak saja membuat konsumen semakin cantik, tapi juga manglingi," komentar GKR. Hemas. Tienuk memang piawai di bidangnya berkat sejuta pengalaman.
Hingga perjalanan kariernya yang ke-40 tahun, sudah ribuan orang dirias Tienuk. Ketika si pengantin beranak-cucu, Tienuk pula yang merias. Ia pun masih ingat pengantin pertama yang diriasnya. "Waktu itu tahun 1979, namanya Dewi Budiarti. Dia itu cucunya Mbok Berek, pengusaha restoran ayam goreng," tutur Tienuk yang mendapat honor Rp 25 ribu atau setengah dari perias pengantin senior kala itu.
Meski honornya kecil, ia tak patah semangat. "Diminta merias saja, saya sudah senang sekali. Semakin sering diminta merias, semakin senang. Perias yang mau berhasil dan karyanya bagus, harus banyak praktek," kata Tienuk yang mengantongi berbagai penghargaan di bidang tata-rias pengantin.
nova.id
Dikira Mau Bertanam Padi Di Australia 1
"Sultan HB X dan permaisuri GKR Hemas hadir di ultah Tienuk. Dua putri Sultan GKR.Pembayun (kanan) dan GKR.Condro Kirono (kiri) pernah dirias Tienuk. (Foto: Rini Sulistyati/NOVA) "
Tienuk berguru pada mendiang Ny. Trenggono Sosronegoro, salah satu dari empat empu perias pengantin ternama di Yogya saat itu. Ketelatenan dan talentanya, membuatnya dipilih sebagai asisten utama. Tienuk pula yang diwarisi "ilmu" bagaimana cara merias pengantin hingga terlihat manglingi. Belakangan, Tienuk pun menjelma sebagai empu tata-rias pengantin di tingkat nasional.
nova.id
Dikira Mau Bertanam Padi Di Australia 1
"Suasana peluncurah biografi Tienuk yang ditulis Fadmi Sustiwi berlangsung di Graha Sabha, kampus UGM. (Foto: Rini Sulistyati/NOVA) "
Menikah Diam-diam Jalan hidup memang tak mudah diterka. Terlahir di Yogyakarta dengan nama Tien Rahayu, 29 Juni 1949, saat duduk di SMA, ia "dipaksa" ayahnya menikah dengan Muhammad Riefki, pria yang suka bertandang ke rumahnya. Dengan berat hati Tienuk menuruti perintah itu. Syaratnya, pernikahan dilakukan secara diam-diam. "Bukan karena 'kecelakaan', lho, tapi karena menuruti perintah orangtua. Di sisi lain, saya tak mau sekolah terhenti. Nah, kan, ada larangan siswa sekolah enggak boleh menikah dulu. Setelah lulus, baru diadakan resepsi." Tiga tahun kemudian, lahir si sulung, Novi Kusuma, yang kini menjadi dokter berpangkat Kapten (TNI)..
Sebelum punya anak, Tienuk yang masih belia hanya mengurus suami. "Tinggal pun bersama mertua. Karena bosan tak ada kegiatan, saya ikut macam-macam kursus." Rupanya minatnya jatuh pada soal kecantikan. Usai kursus, ia membuka salon kecil di garasi rumah orangtuanya sampai kemudian salah satu kerabat suaminya menyarankan Tienuk ikut kursus rias pengantin. Rini Sulistyati
PROMOTED CONTENT
REKOMENDASI HARI INI
Cara Menghilangkan Noda Kunyit di Baju. Bisa Pakai Sabun Cuci Piring
KOMENTAR