Tarmini (35) yang tengah terlelap tidur di rumahnya, langsung terjaga begitu mendengar suara bangunan roboh yang tak jauh dari rumahnya. Antara sadar dan tidak, ibu dua anak penduduk Desa Rowomarto, Nganjuk (Jatim) itu memberanikan diri keluar rumah. Menjeritlah ia keras-keras begitu melihat api menjilat-jilat dari atap rumah Mbah Muntiana (75), tetangganya.
Dalam sekejap, warga berbondong-bondong mendatangi rumah nenek yang hidup sendiri itu. Karena diteriaki tak ada sahutan, mereka lalu mendobrak pintu depan, bahu-membahu menyiramkan air ke titik api yang sudah merontokkan sebagian atap rumahnya. "Untung cepat ketahuan. Kalau tidak, bisa-bisa api sudah merembet ke rumah saya," kata Tarmini menceritakan kepanikan warga saat itu.
Begitu api sudah dapat diatasi, warga dikejutkan oleh mayat Mbah Muntiana di atas ranjang dalam keadaan gosong dan nyaris tak bisa dikenali. Seketika itu juga warga memanggil anggota polisi yang kemudian membawa jenazah penjual jamu keliling tersebut ke RSUD Nganjuk.
Di tengah kepanikan itu, Giarti, tetangga depan rumah Mbah Muntiana, langsung merasa curiga. "Sebelum mayat dibawa ke RS, saya minta warga melihat, ternyata perhiasan di tubuh Mbah Mun sudah tidak ada," kata Giarti. Kecurigaan itu semakin menggumpal karena sore harinya, korban sempat cerita, tetangga belakang rumahnya yang bernama Nanik, kepergok menyelinap lalu tiduran di bawah tempat tidur kamar belakang. Konon Nanik sengaja sembunyi demi menghindar dari orang-orang yang menagih utang di rumahnya.
Berbekal sepotong informasi itu, pagi itu juga polisi menjemput Nanik. Tak perlu menunggu lama, Nanik langsung mengaku, dialah pembunuhnya. Bahkan, ia juga bilang, melakukan kejahatan itu bersama suaminya, Suripto.
Barang-barang yang dijarah pasangan ini, kata Kasatreskrim Polres Nganjuk, AKP Mohammad Puji, "Berbagai perhiasan emas, totalnya 20 gram." Karena cepat dibekuk, "Barang curian itu belum sempat dijual," tambah Kapolsek Patianrowo, AKP, yang pagi itu langsung turun memimpin interogasi.
Selain itu, lanjut Patianrowo, "Melihat posisi jenasah korban yang terlentang di atas kasur, sudah patut dicurigai. Kalau murni korban kebakaran, pasti mayatnya tak berada di atas kasur."
Lalu, apa kata Nanik? "Sebenarnya saya cuma berniat mencuri perhiasannya, tapi karena Mbah Mun teriak, saya dan suami jadi panik. Spontan kami membekap wajah dan menyumpal mulutnya," ujar Nanik yang dibenarkan Suripto yang ada di sebelahnya.
Perempuan yang anak ketiganya baru berusia tujuh bulan ini juga bertutur, ia terpasa melakukan kejahatan karena kepepet harus melunasi utang. "Si Mbah memang sempat memergoki saya sembunyi di kolong tempat tidurnya. Saya bilang, cuma mau sembunyi karena dikejar-kejar utang." Setelah ketahuan itu, Nanik sempat pulang ke rumahnya namun kemudian balik lagi, minta izin menumpang tidur. "Mbah Mun sama sekali tidak curiga. Dia membolehkan. Maklum, hubungan kami sangat baik."
Seperti sudah direncanakan, sekitar pukul 24.00, ketika Mun tertidur, Suripto diam-diam menyelinap lalu bersama istrinya menjarah perhiasan Mun. "Celakanya, si Mbah terbangun, teriak. Kami panik." Dibekap sekian lama, tubuh Mun melemas kehabisan napas, akhirnya tewas. "Supaya tak ketahuan kami pelakunya, akhirnya dibikin seolah-olah kebakaran." Api pun dinyalakan dan dalam sekejap melumat kasur dan tubuh Mun. "Kami langsung pulang. Sampai di rumah, saya gemetaran karena takut," tutur Suripto yang mengaku berhutang hingga Rp 10 juta untuk biaya pengobatan dan persalinan Nanik.
Atlet New Balance Triyaningsih Berhasil Taklukan Kompetisi TCS New York City Marathon 2024
KOMENTAR