Hampir seluruh anggota keluarganya suka MU. "Dulu, waktu masih tinggal di Solo, kami sekeluarga nonton beramai-ramai. Sampai jingkrak-jingkrak bersama," kata Roos yang masih meneruskan "kebiasaan" itu kendati sudah berdomisili di Jakarta.
Selain menikmati permainan MU, ia juga hobi mengoleksi pernak-pernik MU. Mulai dari mug sampai buku tentang MU. "Waktu di Solo, saya rajin beli dan mengoleksi. Sekarang agak jarang, lagipula malas menyimpan barang-barang MU di kantor. Jadi, kalau misalnya beli di Jakarta, biasanya saya titipkan ke Ibu kalau pas datang ke Jakarta, terus dibawa ke Solo," katanya. Merchandise terakhir yang ia peroleh adalah playing card MU dan kaus.
Jelas, Roos senang sekali MU bakal datang. "Soalnya, belum tentu kita bisa nonton ke Old Trafford. Belum tentu juga MU datang setiap lima tahun. Yang penting, saya mau lihat permainan mereka secara langsung. Syukur-syukur bisa ketemu, minta tanda-tangan, dan foto-fotoan," katanya.
Bagaimana kalau tim MU datang tak lengkap? "Enggak apa-apa, yang penting ada Ryan Giggs," katanya sambil tertawa.
INGIN FOTO BARENG SIR ALEX
Mirip cerita Roos, Vona Pawaka Ningrum jatuh cinta pada klub berjuluk Setan Merah ini gara-gara keluarganya pecinta berat MU. "Bapak dan ibu saya suka olahraga, khususnya sepak bola. Jadi, deh, semua suka."
Kata Vona, ia pertama kali menonton pertandingan tim nasional Inggris saat melawan Argentina di Piala Dunia 1986, Meksiko. Inggris akhirnya kalah 1-2 setelah insiden gol tangan Tuhan Maradona. "Saya enggak suka Maradona dan itu adalah pertandingan pertama yang paling saya ingat. Rasanya sebal sekali."
Cintanya makin besar setelah ada pemain-pemain angkatan 1992, seperti David Beckham, Paul Scholes, Gary Neville, dan sebagainya. "Mereka itulah yang merebut treble winners tahun 1999. Jadi, saya suka MU karena sejarahnya, permainannya, pelatihnya, dan filosofi klubnya."
Kata Vona, MU adalah klub yang punya etos, tak cuma ditentukan pemain bintang. "Dari pemain muda, cadangan, sampai pemain utama, punya mainframe yng sama. Kata sang pelatih, Sir Alex, sebagus apa pun seorang pemain, kalau tidak bisa bekerjasama dengan tim, lebih baik keluar. Itu yang terjadi pada Beckham atau Jaap Stam," lanjut pengagum Wayne Rooney dan Rio Ferdinand ini.
Tak puas cuma jadi penonton, Vona pun hobi mendiskusikan permainan MU bersama sang ayah. "Sekarang diskusinya sama suami, Denny Kurniawan. Tapi kami musuhan, soalnya dia penggemar berat Chelsea." Tak heran jika hobinya menempel poster di kamar sekarang tak bisa ia lanjutkan. "Kalau saya tempel di rumah, suami pasti marah ha ha. Padahal, dulu saya punya poster favorit, MU The Legend, sebesar 1 x 2 meter, lho," ujar Vona yang menyimpan pernak-pernik MU koleksi di kantor. "Lebih aman" katanya sambil tertawa.
Menyambut kedatangan MU, selain sudah membeli tiket, ia berharap bisa melihat sesi latihan MU. "Kalau bisa, foto bareng. Tapi yang paling saya impikan adalah ketemu Sir Alex Ferguson. Dia itu orang luar biasa di belakang MU. Tanpa dia, mungkin MU tak bakal seperti sekarang."
KOMENTAR