Acara bertajuk Pesta Demokrasi Perempuan Indonesia yang diselenggarakan Women's Forum For Exellence (WFFE) bekerjasama dengan Radio Female dan didukung sepenuhnya oleh Tabloid NOVA itu berlangsung tanggal 17, 18 , dan 30 Juni, di The Hall, Senayan City, Jakarta.
Menurut chair person WFFE Tatyana Sutara, acara tersebut dimaksudkan untuk memastikan kesiapan kaum perempuan dalam memilih Presiden dan Wakil Presiden RI. Hal itu dipandang penting karena sekitar 57 persen pemilih adalah perempuan. "Seribu di antaranya kami hadirkan di sini. Mereka terdiri dari wakil-wakil organisasi sosial, kemasyarakatan dan jurnalis. Ini semacam fit and proper test dari seribu perempuan."
Seluruh tamu undangan diminta panitia mengenakan dress code batik. Uniknya, tak sedikit dari peserta yang menunjukkan kecintaannya pada produk lokal. Misalnya, mengenakan tas dan sepatu serta aksesoris produk dalam negeri. Jadi mereka "aman" tidak kena sentil para capres yang tengah gencar berkampanye produk lokal yang pro rakyat.
Patenkan Rendang
Hari pertama tampil capres Megawati Soekarnoputri minus cawapresnya, Prabowo Subianto. Begitu datang Mega mengaku bahagia berada di tengah seribu perempuan kota. "Saya melihat perempuan di kota memiliki akses yang besar. Beda dengan perempuan di daerah," tutur Mega membuka dialognya. Mega lalu menceritakan bagaimana sulitnya menggerakkan kaum perempuan untuk terjun ke politik. "Padahal dunia politik adalah akses yang dapat membukakan kaum perempuan ke bidang yang lain."
Pada sesi tanya-jawab, Mega langsung diberondong dengan tiga pertanyaan sekaligus. Di antaranya, bagaimana Mega melihat potensi perempuan Indonesia dalam pilpres nanti? "Sebenarnya, saya melihat potensi wanita Indonesia itu besar sekali asal diberi kesempatan. Kesempatan sebenarnya sudah terbuka lebar. Dalam konstitusi kita tidak ada kata yang membedakan perempuan dan laki-laki," jawab Mega.
Tak hanya mengulas masalah politik. Mega pun mengingatkan pentingnya kedaulatan pangan. Kaum perempuan juga diminta turut membangun harga diri bangsa dan ikut menyosialisasikan Undang-Undang Hak Atas Kekayaan Intelektual. "Ibu-ibu yang suka masak rendang, awas, lho. Kita mesti hati-hati dengan hasil karya bangsa sendiri. Negara lain tak bisa mengambil hak paten batik tulis, sekarang yang diincar batik cap. Tempe, itu makanan asli Indonesia. Sekarang sudah ada yang bisa dikasih perasa. Ada rasa jeruk dan lainnya. Kalau enggak segera dipatenkan, bisa-bisa diambil negara lain, lo."
Rini Sulistyati
KOMENTAR