Empat bulan berlalu sudah tapi kejelasan soal penyebab kematian David Hartanto Wijaya (22) tetap belum didapat. Bahkan kepolisian Singapura pun belum mengeluarkan pernyataan pasti tentang tewasnya David. Mahasiswa asal Indonesia yang akrab disapa Ming Ming itu, dikabarkan menusuk Prof. Chan Kap Luk, pembimbing tugas akhirnya. Setelah itu, ia bunuh diri dengan cara melompat dari lantai 4 gedung kampusnya.
Sidang koroner pun digelar di Singapura (20/5). "Tapi kesannya memojokkan mendiang anak saya," keluh Lie Ichiun (41) saat ditemui pertengahan Juni.
Lewat sidang ini, sebenarnya Lie berharap kebenaran akan terungkap. Nyatanya, harapan tinggal harapan. "Pihak Singapura dan kampus Ming Ming masih tertutup. Bahkan kepala polisi sempat berbohong pada saya," kata Lie yang kini dapat bantuan dari Komnas HAM.
Selama lima kali sidang, "Saya hanya bisa memendam kesal karena semua saksi dan bukti, memojokkan David. Sepertinya saksi-saksi sudah diatur. Yang bikin saya tambah kecewa, pengacara kami, Shashi Nathan dari Harry Elias Partnership, tidak mengajukan keberatan dengan keterangan para saksi," papar Lie yang berniat mengganti pengacara.
Ia kemudian menggambarkan, betapa salah satu saksi memberi keterangan tak benar. "Dia bilang, pisau yang dipakai David berasal dari pantry, karena di situ ada pisau sampai delapan buah. Setelah saya cross check ke teman-teman kampus David, ternyata di pantry enggak pernah ada pisau."
Lie lalu membuka album berisikan foto-foto David sesaat setelah tewas. "Dari foto-foto ini bisa dipastikan David mengalami banyak luka. Bahkan dari laporan otopsi yang dilakukan di HAS Singapura oleh dr. Marian Wang, David diketahui mengalami luka hampir di sekujur tubuhnya sehingga."
Misalnya, tangan kanan David robek sangat besar dari tangan menuju atas. Kata dokter Djaja, bukan seperti luka yang dibuat orang yang hendak bunuh diri."
Dari foto-foto yang dimilikinya, Lie semakin yakin, David adalah korban. "Darah yang ditemukan di TKP juga lebih banyak darah David. Sementara Prof. Chan hanya luka kecil di jari telunjuk tangan kanannya," jelas Lie berapi-api.
Oleh sebab itu, perempuan ini berniat menuntaskan semua keganjilan tadi. "Saya bersyukur dapat dukungan dari banyak pihak melalui situs jejaring sosial dan beberapa orang yang tergabung dalam tim verifikasi. Saya berharap dapat dukungan serius dari Pemerintah Indonesia seperti Manohara, seperti si profesor itu dapat dukungan dari pemerintahnya," tutur Lie. Yang pasti, "Apa pun keputusan sidang nanti, saya tetap percaya, David bukan pembunuh. Semuanya sudah diputarbalikkan. Saya yakin sekali, justru anak saya yang jadi korban."
EDWIN YUSMAN F
KOMENTAR