"Ledakan di tambang batubara ini jadi tontonan masyarakat sekitar. (Foto: Humas Walikota Sawa Lunto) "
Selasa (16/6) siang, pertambangan batu-bara tradisional Sawahlunto, Sumbar meledak. Tiga puluh tewas dan sembilan luka-luka.Pagi itu matahari mulai beranjak naik. Anhar (33) sudah siap menjaga lubang di pertambangan batu bara di Sawahlunto, Sumbar. Selain menjaga lubang, ayah satu anak ini menyuplai kebutuhan para penambang seperti lampu, semprotan oksigen, dan pompa air.Mendadak terdengar suara ledakan. Dalam waktu bersamaan tubuhnya terlempar hingga sejauh sepuluh meter. "Saya juga mendengar teriakan dari mana-mana," tandas ayah seorang anak ini. Ledakan itu, lanjut pria asal Bengkulu itu, juga diiringi dengan api besar dan semburan debu bercampur kerikil.
nova.id
Dini gagal Memulai Hidup Baru
"Anhar kapok jadi pekerja tambang lagi setelah kejadian ledakan itu. (Foto: Debbi Safinaz/NOVA) "
Kakinya terasa perih. Tapi Anhar berusaha merangkak keluar. Samar-samar ia melihat beberapa orang tergeletak dan telentang dengan tubuh terbakar. "Ada yang masih bisa merintih kesakitan," tandas Anhar yang setelah beberapa meter merangkak sempat melihat lubang cahaya. "Saya yakin menemukan jalan ke luar."
Di mulut gua, sudah banyak orang yang menyambutnya. "Akhirnya saya dilarikan ke RSUD Sawah Lunto," tutur Anhar yang mengalami luka di punggung, tangan patah, pelipis kiri dijahit. "Saya sangat bersyukur, akhirnya bisa selamat dari musibah ini."
Kini Anhar hanya bisa merenungi nasibnya. Rupanya upah yang didapat sebagai pekerja tambang Rp 300 ribu sampai Rp 400 ribu per minggu itu risikonya begitu besar. "Mungkin saya tak mau kerja kayak gini lagi." Cuma kerja apa, ia belum punya pilihan. "Saya kerja gini, kan, karena memang tak ada pekerjaan lain."
nova.id
Dini gagal Memulai Hidup Baru
"Dini yang gagal membina hidup baru bersama sang suami. (Foto: Debbi Safinaz/NOVA) "
Tragedi Saat Pulang KampungAnhar masih beruntung dibanding pengantin baru Dini yang harus kehilangan suaminya, Benny Harianto (24). Benny baru beberapa bulan ini pulang kampung dan bekerja di pertambangan. Jasad pria yang sehari-hari sebagai informan di pertambangan itu ditemukan tewas sejauh 80 meter dari pintu lubang.
"Sebenarnya suami saya sudah punya niat berhenti kerja. Sebab, beberapa bulan lalu, ada tambang yang meledak di sebelah lokasi tambang suami saya. Dua orang tewas. Sebelumnya juga sudah sering tambang meledak. Tapi, yang paling banyak jumlah korban baru sekali ini," ujar Dini yang tak henti-hentinya menangis.
Ya, garis hidup harus dijalani Dini yang baru dinikahi Benny enam bulan silam. Pasangan ini memilih memulai hidup baru di kampung halaman. "Kami bela-belain ke sini untuk memulai hidup baru. Suami saya sudah meninggalkan pekerjaannya sebagai supir oplet di Pekanbaru. Nyatanya justru kematian yang didapat."
Tambang rakyat Sawahlunto mulai marak sejak tahun 1998. Tambang bawah tanah yang dikerjakan rakyat itu merupakan tambang PT Bukit Asam yang sudah tidak dieksplorasi lagi karena kecilnya cadangan. DEBBI SAFINAZ
PROMOTED CONTENT
REKOMENDASI HARI INI
Ini 5 Cara agar Tidak Boros dalam Menggunakan Dompet Digital
KOMENTAR