Meskipun bernama bir, bir pletok sama sekali tak mengandung alkohol. Minuman itu terbuat dari rempah-rempah: jahe, lada hitam, kapulaga, sereh dan kayu secang atau cecang. Minuman berwarna kemerahan ini dijamin membuat perut menjadi hangat.
Ide menamai minuman itu sebagai bir berasal dari guyonan masyarakat Betawi tempo dulu yang kerap melihat kebiasaan penjajah Belanda meminum bir untuk menghangatkan badan. Sementara nama "pletok" berasal dari bunyi yang ditimbulkan saat air jahe diseduh di cangkir bambu. Maklum, di jaman itu belum ada gelas dari beling.
Oleh kelompok pertanian Ayu Lestari yang didirikan warga sekitar, bir pletok dijual dalam botolan. Harganya Rp 12 ribu. Jika disimpan dengan benar, minuman ini bisa tahan hingga tiga bulan.
Selain bir pletok, ada juga kerak telor, laksa, toge goreng, dan roti buaya mini. Kerak telor yang sekilas seperti martabak ini terbuat dari kelapa parut, ebi, dan lada hitam. Sambil menikmati udara yang sejuk dan pemandangan yang indah, kita dapat melihat bagaimana pembuatan kerak telor.
Gurihnya kerak telor ini bisa dinikmati dengan harga Rp 8 ribu untuk telur ayam, dan Rp 9 ribu untuk telur bebek.
Ajeng
KOMENTAR