Sari Arisanti (32), warga Desa Larangan Tokol, Kecamatan Tlanakan, Pamekasan, Madura, Jawa Timur, yang menderita penyakit alergi obat atau "Steven Johnson Syndrome", Sabtu (13/6) malam meninggal dunia. Sari meninggal dunia sekitar pukul 24:00 WIB di rumah sakit dr Soetomo Surabaya, sesaat setelah mendapat perawatan petugas medis di rumah sakit.
"Kemungkinan Minggu pagi jenazahnya akan tiba di Pamekasan," kata kerabat dekat Sari Arisanti, Nurrahman kepada ANTARA melalui saluran telepon, Minggu dini hari. Sari dirujuk ke rumah sakit dr Soetomo sekitar pukul 15:00 WIB, Sabtu (13/6) sore dan tiba di Surabaya sekitar pukul 19:30 WIB. Ibu dua orang anak ini dirujuk ke rumah sakit di Surabaya, karena penyakit yang dideritanya kian parah, setelah sebelumnya sempat dirawat di RSD Pamekasan, tapi dipulangkan karena masa berlaku kartu Jamkesmasnya habis.
Karena tidak mendapatkan perawatan medis dan hanya terbaring di rumahnya, penyakit yang diderita Sari Arisanti kian parah. Kulitnya melepuh, dan di bagian wajahnya timbul benjolan-benjolan yang terus makin membesar yang terasa gatal dan panas.
Penyakit alergi obat yang dialami Sari ini terjadi sejak ia dioperasi caesar, saat melahirkan anak keduanya di RSD Pamekasan, pada Mei 2009.
Pihak dokter menyarankan agar Sari hanya minum obat yang telah disarankan dokter dan tidak minum obat jenis lain. Tapi Sari tidak mengindahkan saran dokter tersebut dan minum jamu habis melahirkan, yang biasa diminum perempuan di Madura. "Jadi penyakit yang diderita Sari ini terjadi karena terjadi kontradiksi obat di dalam tubuhnya. Antara obat dengan resep dokter dengan jamu yang diminum dia," kata Sarjono.
Sari kembali dirujuk ke RSD Pamekasan, setelah terserang penyakit yang menurutnya aneh tersebut. Yakni kulitnya melepuh dan di dahinya timbul benjolan yang terasa gatal dan panas.
Tapi Sari hanya dirawat selama lima hari dan akhirnya dipaksa pulang oleh petugas RSD Pamekasan karena masa berlaku kartu Jamkesmasnya berakhir.
Di rumahnya di Dusun Asem Manis I, istri Eksan (35) ini hanya bisa berbaring. Untuk berobat ia tak punya biaya. Apalagi selama ini kondisi keuangan rumah tangganya memang pas-pasan. Sari baru mendapat perhatian setelah Bupati Pamekasan, Drs. Kholilurrahman, mendengar derita yang dialami Sari melalui orang kepercayaannya.
Sabtu (13/6) bupati datang ke rumah Sari didampingi Kepala Bagian Hubungan Masyarakat (Humas) Pemkab Pamekasan, Fadjar Santosa, melihat secara langsung kondisi keluarga miskin di Desa Larangan Tokol, Kecamatan Tlanakan Pamekasan itu.
Mantan anggota DPRD Jawa Timur ini lalu memerintahkan pihak RSD Pamekasan merujuk saja Sari Arisanti ke rumah sakit dr Soetomo Surabaya. Bahkan Bupati menyatakan akan menanggung semua biaya hidup keluarganya selama dioperasi di Surabaya.
Bupati juga menegur Direktur RSD Pamekasan, dr.Sarjono karena telah memaksa pulang orang sedang sakit hanya karena persoalan kartu Jamkesmas yang telah berakhir masa berlakunya. Padahal kata bupati, semua warga miskin berhak mendapatkan pengobatan secara gratis.
Ant
KOMENTAR