Tampaknya Ibu gampang terharu, ya?
Saya banyak menangis daripada tertawa bukan karena sedih, tapi dalam kegembiraan saya pun menangis. (Uga sempat menangis ketika melakukan acara sosial di Pasar Blok M. Seorang bocah kecil mendekati dan menangis karena tidak punya kesempatan belajar sejak sang ayah meninggal dunia. Itu mengingatkan Uga yang juga kehilangan sang ayah di saat ingin meraih cita-cita.)
Apa yang membuat Ibu bahagia?
Satu hal yang membahagiakan adalah kehidupan anak-anak kami. Putri pertama, di usia muda pendalaman agamanya sudah jauh. Yang membuat saya terharu dan tidak pernah saya lakukan saat dia kecil, tiap kali menyusui dia selalu mengambil air wudhu dulu.
Putri kedua, ketika SMP sudah memutuskan memakai jilbab. Awalnya memang tidak saya kasih karena takut hanya terbawa arus saja. Bayangan saya dulu, karena badannya tinggi dan pintar berenang, dia bisa jadi peragawati. Saat dia memilih berjilbab, saya menangis. Kenapa saya yang setua ini tidak terpanggil? Akhirnya saya terpanggil memakai jilbab.
Noverita K Waldan
KOMENTAR