Bisnis Permak
Bisnis blazer, kata Prita, seperti tak ada matinya. Selalu dicari dan digemari. "Paling model dan bahannya saja berubah-ubah. Apalagi, makin banyak karyawati pakai blazer. Itu sebabnya bisnis saya bisa bertahan."
Blazer jualannya, lanjutnya, diperoleh dari pemasok yang mengimpor barang dari luar negeri dengan berbagai merek. "Saya seleksi satu per satu agar sesuai dengan selera saya atau pelanggan. Saat memilih, saya bayangkan, pelanggan A pasti suka yang ini, pelanggan B, yang model itu. Jadi, saya memilih berdasar feeling selera dan bisnis. Saking banyaknya barang yang harus saya pilih, kadang enggak ada waktu santai buat saya. Sabtu dan Minggu, saya juga di toko."
Layanan permak baju juga dibuka untuk umum atau pembelanja baju di ITC Kuningan. Prita memang punya usaha khusus permak baju yang berseberangan dengan tokonya. Sehari bisa melayani 150 potong baju. maklum, di pusat perbelanjaan itu, ada ribuan toko busana," ungkap Prita yang kini sudah memiliki empat toko di situ. "Semua ini saya capai secara learning by doing. Habis, setelah enggak kerja kantoran lagi, mau ngapain? Ya, harus berpikir keras untuk membesarkan usaha, kan?"
Uniknya, Prita justru memilih karyawan pria. "Soalnya, saya tipe gila kerja. Etos kerja mereka lebih pas buat irama kerja saya. Lagipula, menurut saya, pelanggan perempuan lebih suka dilayani laki-laki," tuturnya yang juga menyediakan celana panjang dan jas pria.
Rini Sulistyati
KOMENTAR