Ayah artis cantik Naysila Mirdad ini mengaku berbekal percaya diri dan tak pernah berjanji apa pun pada konstituennya untuk menuju Senayan. Faktor kedekatan bahasa dan budaya, menjadi andalan Jamal saat berkampanye di Dapil Jateng I yang meliputi Kabupaten Semarang, Kendal dan Salatiga.
Ketika menemui konstituen, Jamal mengaku hanya mengajak berbicara dari hati ke hati dan mengetuk keikhlasan hati masyarakat yang didatangi untuk memilihnya. "Andai saya terpilih, saya tak akan tinggal diam memperjuangkan kepentingan mereka," terang pria kelahiran Kudus ini kepada Tabloid Nova.
Kini Jamal benar-benar terpilih. Menunggu hari-hari pelantikannya sebagai anggota parlemen, suami Lydia Kandau ini mengaku tidak mempersiapkan diri secara khusus untuk menambah ilmu politik atau tugas-tugas keparlemenan. "Yang penting, menyiapkan mental agar bisa melaksanakan tugas dengan baik. Setelah dilantik, kalau enggak ada apa-apa, saya akan fokus ke urusan di parlemen," lanjut pria yang merahasiakan biaya kampanyenya.
Satu-satunya "janji" Jamal adalah, kembali ke konstituennya setiap kali masa reses tiba. "Harus balik, dong. Mereka, kan, yang memberi amanah. Ya, mungkin bersama-sama ketemu, bikin acara syukuran."
Meski baru akan menjadi anggota parlemen dari partai baru Gerindra, Jamal meminta masyarakat jangan menyangsikan kemampuannya. "Memang belum pernah ada pelatihan atau pembekalan. Gerindra, kan, partai baru yang fokusnya untuk membesarkan partai. Ilmu politik bisa dipelajari sembari berjalan, kok," jelas Jamal yang "pasrah" akan ditempatkan di komisi apa.
Komunitas Artis Politikus
Geram mendengar suara sumbang yang meragukan kemampuannya memperjuangkan aspirasi rakyat di parlemen, mantan Puteri Indonesia 1994 ini langsung membentuk komunitas politik. Anggotanya, para artis yang berhasil masuk Senayan. "Saya sudah bertemu Nurul Arifin. Rencananya, mengumpulkan artis yang jadi anggota parlemen. Ya, sekadar buat brainstrorming, apa yang perlu disiapkan setelah masuk Senayan nanti. Kebetulan Nurul, kan, S2-nya di bidang Politik, jadi bisa membantu," kata ibu dua anak yang sudah berancang-ancang mencari guru-guru politik yang bisa memberi kursus kilat. "Saya mau all out," tegasnya kepada Tabloid Nova.
Perempuan yang aktif di urusan kepariwisataan Partai Demokrat sejak tahun 2008 ini, mengaku ingin jadi anggota DPR lantaran dorongan Ivan, suaminya. "Katanya, setelah jadi Puteri Indonesia, saya cocoknya jadi wakil rakyat, bukan artis atau penari Salsa," ujar Venna yang akan stop syuting dan mengubah penampilan lebih ketimuran.
Lalu apa janji Vena untuk rakyat, khususnya di Dapil Jatim VI tempatnya kampanye? "Tiap kali kampanye, saya hanya berdialog untuk mendengarkan dan mencatat keluhan serta kebutuhan mereka. Apa yang baik di kota akan saya bawa ke desa. Misalnya, seminar untuk menambah pengetahuan ibu-ibu. Eh, mereka malah menyediakan panggung senam. Nah, jadinya, setiap kali saya datang, bukannya kampanye tapi malah senam bersama. Seru!"
Rata-rata, kata Bima, mereka memiliki interpersonal dan komunikasi yang bagus. "Janganlah terlalu berpihak dan berprasangka bahwa artis yang lolos menjadi anggota parlemen tidak bisa bekerja. Harus dilihat dulu artisnya satu per satu. Semakin kita dan media mengawal para artis, akan mendorong mereka untuk belajar lebih cepat," terang doktor jebolan Australian National University itu.
Yang jadi masalah, tuturnya, "Pertama, artis tidak memiliki wawasan yang baik tentang sistem pemerintahan dan bagaimana membuat perundang-undangan. Yang kedua, lemah dalam soft skill. Politik itu perlu jam terbang, komunikasi, dan negosiasi."
Saran Bima, untuk bisa menjadi politisi andal, para artis ini hendaknya terjun total, meninggalkan dunia yang sebelumnya digeluti. "Kalau sudah dilantik, hendaknya tidak main sinetron dan iklan lagi," ungkapnya sambil menyebut dari 15 artis yang lolos ke parlemen, sebagian pernah mendapatkan pelatihan politik di Charta Politika.
Secara pribadi, Bima berharap, para artis kuat iman. "Godaan uang besar sekali. Salah-salah, bisa terbawa arus. Jadi, hendaknya artis tidak salah pilih geng atau teman. Berkumpullah dengan anggota parlemen yang kuat imannya. Tapi jangan lupa, tetap harus bergaul dengan teman-teman artis di luar parlemen."
Rini Sulistyati
KOMENTAR