Figur baru itu disebut-sebut sebagai orang kunci yang berada di balik pembunuhan Nasrudin, sedangkan Antasari hanyalah kambing hitam.
"Ada satu informasi yang muncul. Atas informasi Sigid Haryo Wibisono (tersangka lainnya, red), ada seorang lagi berinisial HTS. Nanti sajalah, biarlah polisi yang mengungkapkan semuanya, saya tidak mau menyebutkan itu. Biarlah dari kepolisian saja yang mengungkapkannya," kata anggota tim penasihat hukum Antasari, Ari Yusuf Amir, kepada Persda Network, Kamis (7/5).
Namun saat ditanya lebih jauh, Ari mengatakan, dia belum dapat berkomentar banyak.
"Hingga kini kami juga belum menemukan apa sebenarnya yang menjadi motif dari kasus ini. Sedangkan penyidik belum mau terbuka kepada kami, sebenarnya ada apa di balik ini. Kita kan tidak tahu," kata.
Tim pengacara Antasari sendiri tidak habis pikir mengapa hanya karena masalah perempuan akhirnya berujung pada maut. "Tidak mungkin orang sekelas pejabat seperti Pak Antasari yang tahu hukum akan membahayakan dirinya sendiri dengan melakukan perbuatan itu. Saya rasa isu yang belakang ini berkembang terkait dengan hubungan Pak Antasari dengan si Rani itu hanya pengalihan dari motif sebenarnya," katanya.
Munculnya inisial HTS memicu berbagai spekulasi, di antaranya nama pengusaha yang memiliki berbagai usaha di bidang informasi. Berbagai sumber yang dihubungi Persda Network belum berani meastikan apakah HTS yang dimaksud Ari adalah pengusaha bidang informasi tersebut.
Menurut Ari, nanti pasti akan terkuak siapa sebenarnya yang ada di balik semua itu. Untuk saat ini mereka berharap, agar polisi mau terbuka untuk menjelaskan bagaimana kasus tersebut.
KOMENTAR