Tasbih ternyata tak hanya dibuat dari kayu seperti yang selama ini kita kenal. Di Jombang, tasbih dibuat dari batu manik yang memikat.Salah satu sentra pengrajin tasbih manik-manik adalah Desa Gambang, Kec. Gudo, Jombang (Jatim). Manik-manik buatan warga setempat sangat digemari turis mancanegara karena bentuk dan keindahannya. "Dulu manik-manik dari sini memang belum seberapa terkenal. Beberapa tahun kemudian, seiring tampilan yang makin bagus, manik-manik dari sini makin digemari," papar Pramono (61), salah seorang pengrajin yang sudah merintis usaha sejak tahun 1986.Para pengrajin ini tak hanya membuat aksesoris, tapi juga meronce butiran manik-manik menjadi tasbih. "Kalau sejarahnya, lebih dulu membuat tasbih ketimbang aksesoris lain," lanjut bapak 3 anak ini sambil mengisahkan Sugio, salah seorang perintis di bidang ini."Sekitar tahun 70-an, Sugio mengolah batu akik untuk cincin laki-laki dan hiasan liontin serta giwang perempuan."Karena bentuknya butiran, Sugio mencoba berkreasi dengan membuat tasbih. "Kan, tinggal meronce butiran-butiran itu. Ternyata tasbih manik-manik justru digemari karena bentuknya lebih indah ketimbang berbahan kayu seperti yang sebelumnya," papar Pramono.Sukses membuat tasbih, para pengrajin yang saat itu mulai bertambah banyak, berkreasi membuat aneka akseseoris seperti kalung, gelang, dan sebagainya. Bukan itu saja, manik-manik made in Gambang juga dikenakan masyarakat Dayak dalam upacara-upacara adat."Untuk permintaan luar Jawa, selain Bali, juga wilayah Kalimantan yang biasanya untuk konsumsi turis. Saya sendiri 70 persen jualan ke sana. Pakaian adat Kalimantan, kan, sebagian besar pakai manik-manik," tambah Pramono yang punya agen dan jaringan pemasaran cukup luas di Kalimantan.SESUAI SELERAKini, seiring perkembangan zaman, warna dan corak tasbih manik-manik makin variatif. "Dulu motifnya polos, berwarna hitam atau putih. Sekarang sudah aneka warna dan corak," ujar Mujidah, pengrajin lainnya.Belakangan, pembeli tasbih tak lagi membeli satuan, melainkan mengambil dalam partai besar, terutama menjelang musim haji serta musim hajatan. Oleh pemesan, tasbih biasanya dijadikan suvenir untuk tamu atau undangan. "Biasanya pembeli juga minta suvenir dikemas lebih apik di kantung transparan, ditambah hiasan pita dan bunga. Jadinya lebih menarik dan eksklusif," jelas Mujidah yang saat ini punya 25 pengrajin.Ia juga bertutur, seringkali para pemesan membuat motif sesuai seleranya. "Biasanya pemesan datang menunjukkan gambar atau foto sebagai contoh. Nah, tukang saya mengerjakan sesuai contoh pesanan," papar Mujidah yang manik-manik asesorisnya lebih banyak merambah kawasan pulau dewata.Meski unik dan indah, tasbih buatan Gambang harganya sangat terjangkau, antara Rp 2.500 sampai Rp10 ribu per untai. "Kalau belinya partai besar, tentu lebih murah lagi. Untuk yang harga Rp 10 ribu sudah lumayan istimewa, karena di antara butiran manik diberi pembatas plastik atau logam keperakan, sehingga berkesan artistik."Yang tak kalah menarik adalah proses pembuatan manik-manik itu sendiri. Dikerjakan oleh tangan-tangan terampil lelaki Desa Gambang, manik-manik ini dibuat dari kaca bekas yang dilumerkan dengan pemanasan tinggi. Di atas tungku, butiran manik dibuat satu demi satu. "Kalau ingin warna hitam, sebelumnya bahan diberi pewarna hitam. Sama halnya kalau ingin warna lain."Setelah menjadi butiran, untuk menambah keindahan, manik-manik dihias dengan aksen berpola bunga atau garis-garis. "Caranya dengan melumerkan kaca cor yang berlainan warna," kata Pramono. Manik-manik pun siap dironce menjadi kerajinan yang cantik.Gandhi Wasono M.GIFT TASBIH UNIK DARI BUTIKMembuat tasbih ternyata juga menarik hati desainer perhiasan sekaligus pemilik butik Brianstones Gallery, Dewi Abdy. Ia biasa memakai batu-batuan mulia sebagai materi karyanya sehinnga memberi kesan mewah sekaligus romantik. Tampilannya unik dan hanya dibuat satu buah alias eksklusif. Karya-karya Dewi dipasarkan ke berbagai negara, antara lain India, Australia, Jepang, Perancis, Inggris, dan Amerika.Mulai berkarya tahun 2000, Dewi pertama kali membuat tasbih tahun 2001, atas permintaan teman-teman pengajian dan relasinya. Belakangan, beberapa instansi, seperti bank, memintanya membuatkan coorporate gift berupa tasbih, menjelang puasa dan Lebaran.Gift tasbih untuk pria dan wanita dibuat Dewi berbeda. "Bedanya hanya aksesoris di ujungnya saja. Kalau untuk pria, saya buat dari batu-batuan yang cenderung berwarna gelap seperti cokelat cat eye, biru lazuli, atau hematin. Ikatannya silver. Sementara untuk wanita, saya buat dari batu yang berwarna cerah. Ada juga tambahan dari mutiara. Ikatannya disepuh emas," cerita Dewi.Batu-batuan mulia asal luar negeri, lebih jadi pilihan Dewi. "Karena cuttingnya lebih bagus," jelas Dewi yang mematok harga tasbih di kisaran Rp 250 ribu hingga Rp 1 juta. "Tergantung model yang diinginkan dan bahannya."
PROMOTED CONTENT
REKOMENDASI HARI INI
Kulkas Tua Gak Mesti Boros Listrik, Ini Trik Rahasia agar Lebih Irit
KOMENTAR