Skripsi David yang berjudul Multiview Acquisition from Multi-camera Configuration for Person Adptive 3D Display, menurut Iwan memiliki nilai ekonomis terutama bagi industri di bidang pertahanan.Skripsi ini pulalalah yang dijadikan Iwan sebagai bahan tertulis untuk melakukan verifikasi terhadap kasus David. Namun, sayangnya, sejumlah data penting yang telah dikerjakan David sulit didaptkan karena laptop maupun flash disk David sudah diambil pihak kepolisian Singapura untuk keperluan penyelidikan.Berdasarkan penelusuran yang telah dilakukan Iwan, ia menemukan adanya kejanggalan setelah peristiwa kematian David. Empat hari setelah kematian mahasiswa semester akhir Nanyang Technology University (NTU) tersebut, seorang asisten dosen pembimbing skripsi David, Zhou Zheng yang baru masuk di hari kematian David, ditemukan mati gantung diri.Dua puluh lima hari setelah kematian David, seorang periset di fakultas yang sama dengan David, Hun Kunlun ditabrak mobil ketika hendak menuju NTU. "Cukup aneh, di negeri yang sangat tertib lalu lintas seperti Singapura terjadi tabrakan seperti itu."Iwan juga memperoleh informasi dari seorang saksi mata kunci (mahasiswa NTU), mendapat cerita dari petugas cleaning service kampus yang melihat David berlari ke pintu darurat mengatakan "They want to kill me!". Iwan menduga dari kata they tersebut, kemungkinan ada banyak pihak yang terlibat dalam kematian David."Logika kami ini bisa saja salah. Kami akan terus melakukan verifikasi. Semoga banyak rekan media lain termotivasi melakukannya," ujar Iwan, dalam jumpa pers bersama ayah, kakak, dan paman David di bilangan Cikini, Rabu, (1/4).Sementara, menurut keterangan yang dilansir NTU, seorang saksi mahasiswi NTU asal Iran melihat David akan melompat dan sempat membujuk David agar tidak melompat.Saat ini tim verifikasi sudah mencapai 12 orang. Tim ini terdiri dari penggiat jurnalisme warga dan ikut dibantu orang-orang yang paham soal teknologi komunikasi dan informasi (ICT). Sejauh ini, upaya yang dilakukan tim verifikasi bisa dikategorikan tindakan informal karena belum ada tanggapan apapun dari pemerintah seputar permohonan keluarga untuk dibantu seputar penyelidikan kasus kematian David."Kendala kita adalah kesulitan akses dan dari segi cost. Beberapa waktu lalu kami dengan tv one pernah menemui pihak NTU namun mereka tidak bersedia. Untuk dana sudah terkumpul Rp 5 juta dari publik yang peduli," ucap Iwan yang pekan ini rencananya akan ke Singapura untuk melanjutkan verifikasi.Kembali ke soal skripsi, kakak David, William Hartanto Widjaja mengungkapkan, skripsi David memang sudah hampir selesai. Namun, selama ini David tidak pernah membicarakan secara khusus perihal skripsinya tersebut. William membantah adiknya mengalami stress karena skripsi maupun pemberhentian beasiswa dari universitas."Tentang beasiswa yang distop itu kami sudah tahu. Nanyang sengaja melakukan isu beasiswa untuk sebarkan masalah adik saya yang stress."William melanjutkan, David tidak pernah mengeluhkan seputar pengerjaan skripsinya. "Dia santai kok orangnya. Kadang jam 3 pagi masih main game. Fun aja. Skripsinya itu masuk tiga terbaik (di kampusnya-red)."Mengenai David, Hartono Widjaja, sang ayah mengenang almarhum sebagai sosok yang supel, menyenangkan. "Dia enggak pelit membagi ilmu. Dia juga enggak menyusahkan orang tua."Keluarga berharap, pemerintah Indonesia, bisa turut proaktif dalam membantu menyelidiki kasus ini. "Kami minta dukungan pemerintah untuk mendesak Singapura bertindak seadil-adilnya. Alau bukan pemerintah kita sendiri yang bantu, siapa lagi?" ujar William yang bersama tim verifikasi akan menemui Komnas HAM dalam waktu dekat.AstriFoto: Astri
PROMOTED CONTENT
REKOMENDASI HARI INI
5 Tips Belanja Bulanan Hemat, Nggak Takut Harga Minyak Goreng Naik!
KOMENTAR