Fedrian Adrin alias Rian, kekasih Maria Fransisca Bernadet Elen Sutjiadi (22), korban pembunuhan di Mal Pacific Place, Jakarta Selatan, Selasa (17/3) malam, berharap, polisi segera mengungkap pembunuh kekasihnya.
"Semua saya serahkan ke polisi, biar polisi saja yang menyelidikinya. Tunggu saja hasil penyelidikan seperti apa," ucap Rian dengan nada sendu. Rian mengatakan, Elen itu orangnya baik dan tidak punya masalah dengan siapa pun. "Saya tidak menyangka orang sebaik dia kok dibunuh dengan cara seperti itu," tuturnya seraya menambahkan bahwa sang pembunuh termasuk biadab.
Menurut Rian, ia kontak terakhir dengan Elen pada Selasa (17/3) sekitar pukul 17.30. Elen menelepon dan minta diantar ke Pacific Place. Namun, Rian menyatakan tidak bisa karena masih banyak tugas kantor. Meski sang arjuna tidak bisa menemaninya, Elen tidak kecewa. "Pesan saya, kalau sudah sampai di Pacific Place, telepon lagi," ucap Rian.
Saat menghubungi Rian, Elen masih dalam perjalanan menuju Pacific Place. Setelah itu keduanya tidak saling kontak. Lagi pula, malam itu HP Rian low battery dan harus diisi. Paginya Rian melihat televisi dan mendengar kejadian seorang wanita ditemukan tewas di Pacific Place.
"Begitu mendengar nama Pacific Place dan mayat wanita, saya langsung menebak jangan-jangan....," tutur Rian. Rian bergegas ke RSCM. Di RSCM Rian bertemu dengan orangtua Elen.
Menurut rekan almarhum, Rian dan Elen sudah berencana menikah. "Keduanya sudah sering membahas rencana (pernikahan) itu. Kalau enggak tahun ini, ya tahun 2010," ucap Via (22), sahabat dekat Elen, yang ditemui seusai pemakaman jenazah Elen di TPU Pondok Rangon, Jakarta Timur, Jumat siang.
Apakah motif pembunuhan Elen terkait masalah percintaan dengan seseorang sebelum korban menjalin kasih dengan Rian? Via tidak berani menjawab. Demikian juga dengan Rian, yang sudah dua tahun menjalin asmara dengan Elen.
Dimakamkan
Pemakaman jenazah Elen di TPU Pondok Rangon, Jakarta Timur, dimulai sekitar pukul 11.00. Orangtua Elen, Leny Kosasih dan Edi Sutjiadi, serta kedua adik Elen, Edward (18) dan Edwin (14), tidak kuasa menahan tangis.
Leny Kosasih mengatakan, dia menyerahkan sepenuhnya kasus pembunuhan anaknya ini ke polisi. Dia berharap pelakunya bisa segera ditangkap dan dihukum setimpal. "Di mata saya dia itu anak yang baik, tulang punggung keluarga," ucapnya pelan.
Via mengatakan, Elen melamar kerja di sebuah perusahaan yang berkantor di Pacific Place dengan harapan mendapat penghasilan tambahan. "Dia cuma ingin kerja part time saja. Dia mau membahagiakan keluarga karena mau membiayai kuliah adiknya. Selain itu, dia mau melanjutkan kuliah S-1," tutur Via.
Sementara itu, Kapolrestro Jakarta Selatan Kombes Firman Shatyabudi kemarin siang menegaskan bahwa pihaknya masih mengumpulkan petunjuk. Firman juga mengatakan bahwa rekaman CCTV di Pacific Place telah dibuka, tetapi tidak ada petunjuk yang didapat.
Mahasiswi
Sementara itu, Polrestro Depok menangkap Mul alias Asan, yang diduga sebagai pelaku pembunuhan Irma Yuli, mahasiswi Program Studi Kebidanan Universitas Gunadarma. Motif pembunuhan ini, Irma menolak cinta Asan.
Kasat Reskrim Polrestro Depok Kompol Surya Malindra membenarkan bahwa pihaknya menangkap Mul alias Asan yang diduga sebagai pelaku pemerkosaan dan pembunuhan mahasiswi Gunadarma tersebut. Asan ditangkap di tempat kerjanya di Karawang, Jawa Barat, Jumat (20/3) siang.
Seperti diberitakan, mayat Irma Yuli dibuang di pinggir rel di dekat kampus Universitas Indonesia (UI) Depok. Mayat Irma--sempat berstatus mayat tak dikenal--ditemukan pada 13 Oktober 2008, menjelang magrib. Gadis asal Cikampek, Karawang, ini terakhir meninggalkan rumah untuk kembali ke rumah kosnya di dekat Kampus Gunadarma di Salemba, Jakarta Pusat, karena masa perkuliahan akan segera dimulai.
ded/yos/dod/wartakota
KOMENTAR