tahun lalu tercatat sebanyak 4 juta balita Indonesia mengalami gizi kurang dan 700.000 anak masuk ke dalam kategori gizi buruk. Dari jumlah tersebut hanya 39.000 anak yang memperoleh makanan tambahan (PMT). Sementara itu, Posyandu yang jumlahnya 250.000 dinilai masih belum berperan optimal.Hal tersebut disampaikan Prof Dr Ir Ali Khomsan MS dalam peluncuran Nestle Dancow Batita, Senin, (11/8) di Jakarta. Pakar gizi masyarakat dari Institut Pertanian Bogor ini menyarankan perlu dilakukan peningkatan peran posyandu, baik dalam hal penyuluhan maupun PMT.Pendapat serupa dikemukakan dr. Rachmat Sentika, Sp.A, MARS, dari Tim Ahli Anak Komisi Perlindungan Anak Indonesia. Rachmat menilai kondisi asupan gizi balita di Indonesia memprihatinkan."Penyebabnya asupan gizi yang kurang dan perubahan pola asuh yang tidak terpantau baik," jelas Rachmat seraya menambahkan, dari 250.000 Posyandu yang ada tidak lebih dari 50% yang masih aktif. "Ini berarti cakupan pengendalian gizi balita di Indonesia tidak lebih dari 50%," lanjutnya.Padahal, usia balita terlebih batita (bawah tiga tahun) merupakan masa penting dalam pertumbuhan otak. "Berat otak anak pada usia 2 tahun, hampir 90% dari berat otak dewasanya," terang Ali.Lingkar Kepala Kecil = Kurang Cerdas?Usia batita merupakan masa singkat yang ditandai dengan pesatnya pertambahan jumlah dan ukuran sel tubuh. Hal ini bisa dilihat dari tiga aspek, yakni berat dan panjang badan, serta lingkar kepala.Sebagai contoh, untuk berat badan, idealnya usia 1 tahun beratnya 3 x berat badan lahir (BBL), usia 2 tahun 4 x BBL. Berat badan anak idealnya bertambah sekitar 2-3 kg/tahun. Untuk panjang badang, usia setahun normalnya bertambah 25 cm dari panjang berat badan lahir (PBL).Satu hal yang cukup menonjol pada usia batita adalah cepatnya pertumbuhan otak. Sel otak yang tumbuh selama balita, menurut Prof. Ali sebanyak 66% dari otak secara keseluruhan.Agar pertumbuhannya kelak tak mengalami kemandekan, batita perlu memperoleh gizi dan nutrisi yang memadai. Apa saja nutrisi bagi batita yang harus dilengkapi? Mulai dari karbohidrat dan lemak untuk energi; protein, vitamin, dan mineral untuk pertahanan tubuh; laktosa,serat, dan air untuk sistem pencernaan; kalsium untuk tulang; sampai lemak sesensial (EFA) linoleat (LA), linoelat (ALA), serta DHA yang penting untuk otak.Selain dari makanan dan buah-buahan, nutrisi tersebut juga bisa diperoleh dari susu. Sayangnya, di Indonesia kesadaran untuk minum susu masih rendah. Ada banyak faktor. Selain kurangnya pemahaman seputar gizi seimbang juga karena faktor ekonomi. Akibatnya, banyak keluarga ekonomi menengah ke bawah mengabaikan pemberian susu pada anak batitanya.Hal ini perlu diwaspadai. Sebagai contoh, jika pada usia batita seorang mengalami kekurangan DHA, maka lingkar kepalanya akan kecil karena sel-sel otak tak tumbuh dengan baik. Anak pun dapat mengalami gangguan sistem syaraf pusat dan gangguan kognitif. Dengan kata lain, kecerdasannya anak nantinya kurang baik.Dancow BatitaMenyadari kondisi tersebut, Nestle Dancow mengeluarkan Dancow Batita, produk susu khusus untuk batita (usia 1-3 tahun). Produk dengan komposisi nutrisi lengkap, antara lain meliputi DHA, LA, ALA, Prebiotik, Lisin, plus madu alami ini dikemas dengan harga yang sangat terjangkau. Selain rasanya yang lezat, komposisi Dancow Batita bisa membantu masyarakat ekonomi menengah ke bawah, dalam memenuhi kebutuhan nutrisi bagi batita.Tak hanya itu, dalam upayanya meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap gizi untuk batita dan pentingnya minum susu, Dancow Batita mengadakan roadshow ke 330 Posyandu di provinsi Jatim, Jabar, Jateng, DIY, dan Sumsel. Tema yang diusung dalam roadshow ini adalah Tumbuh, Aktif, Tanggap dengan Dancow Batita.Astri
PROMOTED CONTENT
REKOMENDASI HARI INI
Ternyata 3 Alat Elektronik Ini Boros Listrik Meski Dipakai Sebentar
KOMENTAR