"Awalnya benci karena capek, keringatan, panas, cuma kalau lari sama teman dan ada komunitas lari serta daftarnya bareng-bareng, itu jadi kebahagiaan tersendiri dan makin lama progresnya makin baik, itu jadi tantangan baru lagi," kata Melanie.
Melanie bahkan sampai ke Singapura untuk mengikuti lomba lari. "Tahun 2011 pertama kali di Singapura,, 42 km tanpa persiapan dan menyusui 6 bulan. Jadi kebayang banget capeknya bukan main pas finish, badan kayak dilindas tronton karena kepedean," ceritanya.
Meski merasa lelah, Melanie tak kapok. Ia justru merasa ketagihan dan akan mengikuti olahraga ini lagi dengan jarak 42 Km alias maraton. Tentunya dengan persiapan yang lebih matang.
"Ini sekarang pengin ikut Tokyo Maraton 42 km (23 Februari). Pengin banget ikutan, disiapin secara khusus banget," katanya.
Icha/Tabloidnova.com
KOMENTAR