"Tujuan kami adalah untuk mengcounter dan menanggapi pemberitaan Tengku Fakhri di televisi yang seolah-olah tidak ada penyayatan atau melukai Manohara," jelas Hotman Paris Hutapea, kuasa hukum Manohara.
Menurut Manohara, peristiwa terjadi awal April sampai 20 April 2009. "Setelah 10 hari paska luka, Fakhri mengajak Mano ke sebuah pulau. Mereka selalu menempatkan hidden camera untuk mengikuti kegiatan Mano. Dia selalu dikasi pil biar seolah-olah fly dan tak ada rasa takut. Dua hari setelah disiksa, dipaksa nonton bola," ujarnya.
Menurut Mano, luka yang dialaminya sempat dilihat pembantu. "Luka-luka itu sudah ada saat nonton bola. Waktu ganti baju kurung, pembantu saya melihat dan bekas silet itu. Saat dia tanya ke Fakhri, katanya akibat ulah saya sendiri," ujarnya.
Okki
KOMENTAR