Isu seputar SARA dan kebebasan untuk memeluk keyakinan agama memang sudah lama menjadi perbincangan. Meski sejauh ini, banyak aturan hukum yang mengatur perihal kebebasan memeluk agama yang diakui oleh suatu pemerintah tersebut. Namun tetap saja masih terjadi perlakukan tidak menyenangkan di beberapa Negara atau daerah.
Ini yang dialami oleh Khadijah, gadis cantik berkulit hitam keturunan Afrika yang mengenakan hijab dan sedang berjuang untuk diterima oleh masyarakat di lingkungan sekitarnya di Florida, Amerika Serikat.
Banyak orang yang mengaitkan kondisi yang dialami Khadijah tersebut dengan masalah perbedaan warna kulit. Tapi, ada yang juga yang beranggapan bahwa semuanya disebabkan karena Khadijah cilik yang sudah mengenakan hijab di usia muda, yakni 9 tahun.
Sang ibu, Tiffany Rivera, mengatakan bahwa risiko anaknya dibully karena beragama Islam dan tinggal di AS sangatlah tinggi.
Rivera membeberkan pengalaman Khadijah dalam sebuah wawancara dengan situs berita fusion. Dia memaparkan perjuangan Khadijah setiap hari untuk diterima di lingkungannya tinggal.
Baca: 61 Koleksi Busana Hijab Syar’i Modern Elegan dari Si.Se.Sa
“Khadijah keturunan kulit hitam Amerika, muslim, dan perempuan. Tiga hal itu menjadi alasan orang tidak menyukainya,” jelas Rivera yang berprofesi sebagai entrepreneur dan mahasiswi jurusan seni di AS.
Namun, Rivera mengaku bahwa perlakuan buruk dan bully yang diterima Khadija bergulir menjadi benar-benar parah.
Rivera mengatakan bahwa anak-anak kecil di taman bermain sering menarik kerudung Khadijah hingga lepas, membuat guyonan ofensif, menampar, dan pernah mengancamnya dengan pisau.
“Mereka melempariku dengan batu dan memanggilku, ISIS. Aku bahkan tidak tahu itu apa,” ujar Khadijah.
Kondisi mengerikan itu pun membuat dia takut untuk bermain di luar rumah. Lalu, dia mengaku harus menyerah dan melepaskan hijab karena busana sesuai ajaran Islam itu telah membuatnya menjadi target olok-olok dan serangan.
Baca: Gaya Hijab Zaskia Sungkar VS Shireen Sungkar, Siapa yang Lebih Modis?
Namun, pengorbanan Khadijah tersebut tidak membuat tindakan bully dan ejekan itu berhenti. Rivera pun memutuskan untuk memberitakan kisah pilu putrinya tersebut pada sejumlah media lokal agar pihak-pihak berwajib menyadari telah terjadi kondisi merugikan dan tidak adil di kotanya.
Selain itu, Rivera meminta putrinya agar berani buka suara untuk mendapatkan dukungan dan mendukung kaum muslim Amerika lainnya yang memiliki pengalaman pahit serupa.
“Begitu banyak anak perempuan Muslim yang menghadapi ketidakadilan seperti Khadijah. Menurutku, dengan buka suara dan menceritakan segalanya, merupakan bentuk dukungan yang memberikan pesan bahwa mereka tidak sendirian,” urai Rivera.
KOMENTAR