Tabloidnova.com - Sepanjang bulan Ramadhan, masjid Muhammad Cheng Ho di Pandaan, Kabupaten Pasuruan, Jawa Timur ramai dikunjungi umat Muslim, seperti pada Sabtu (18/6/2016).
Sebagian besar pengunjung adalah para musafir yang mampir untuk sekadar berbuka puasa dan menjalankan ibadah shalat maghrib berjamaah.
Namun, sebagian pengunjung lainnya memang sengaja datang untuk menikmati suasana masjid dengan arsitektur yang kental dengan nuansa Tionghoa tersebut.
Salah satunya adalah Rima Yulianti (24), yang meski adalah warga asli Pasuruan, perempuan mengaku masih sangat terpesona setiap kali melihat masjid tersebut.
Bahkan ia menyebut masjid yang diresmikan pada 2008 itu sebagai ikon toleransi antaragama yang selama ini dipelihara warga Kabupaten Pasuruan.
"Biasanya kalau masjid kan kubah. Ini tidak. Jadi memang ada kesan toleransi pada masjid ini. Arsitekturnya bagus banget," katanya.
Selain itu, Rima menyebut, masjid yang berada di ruas jalan utama Malang-Pasuruan juga sebagai salah satu tujuan wisata di daerah tersebut.
Sehingga, bagi wisatawan yang berkunjung ke Kabupaten Pasuruan belum lengkap jika tidak mengunjungi masjid yang dominan berwarna merah itu.
"Di sini itu ikonnya Pandaan. Jadi kalau berkunjung ke Pandaan tapi belum ke masjid Cheng Ho belum lengkap," tambah dia.
Berdasarkan pantauan Kompas.com, pengunjung masjid tersebut tampak meningkat dari hari biasanya. Bahkan selama Ramadhan ini petugas masjid menyediakan takjil gratis bagi warga yang berkunjung.
Sepintas, bangunan masjid itu seperti vihara atau tempat ibadah umat Buddha, apalagi warna dinding masjid yang didominasi warna merah dan dikelilingi lampu lampion.
Nama masjid ini diambil dari tokoh Muhammad Cheng Ho, pelaut asal Provinsi Xinjiang, China yang juga adalah seorang Muslim yang taat.
Pada 1405, atas perintah kaisar Dinasti Ming yang berkuasa saat itu, Cheng Hoo mengarungi tujuh samudera untuk menyebarkan pesan damai ke seluruh negara yang dilintasinya.
Andi Hartik / Kompas.com
KOMENTAR