NOVA.id – Dalam menjalin sebuah hubungan, tentu kita dan pasangan sesekali bertengkar, dan hal tersebut wajar saja.
Pertengkaran dengan pasangan justru bisa menjadi sarana bagi kita untuk saling mengenal karakter satu sama lain, bahkan memprediksi keawetan sebuah hubungan.
Dengan mengenali gaya bertengkar kita dengan pasangan dan mengetahui apa saja yang harus dihindari maka kita bisa menjaga hubungan tidak berantakan.
Setiap pasangan bisa jadi menghadapi masalah yang itu-itu saja dan berakhir dengan pertengkaran. Misalnya si dia sering pulang larut setelah "nongkrong" dengan temannya, atau boros belanja.
(Baca juga : Perang Komentar dengan Suami Mantan Istrinya, Daus Mini Malah Dapat Cibiran)
"Rasa kesal pada perilaku pasangan bisa menyebabkan kita sering mengeluh. Pertengkaran yang berulang-ulang itu bisa jadi timbul karena salah satu merasa tidak diperhatikan permintaannya, bahkan merasa kurang dihargai," kata Marni Amsellem, Ph.D, psikolog.
Pertengkaran karena hal-hal kecil, seperti lupa menjemur handuk setelah mandi, bisa jadi hal yang normal. Tapi, penting juga untuk menggali apa yang membuat pertengkaran ini tak perlu terjadi.
Seringkali rasa stres, kelelahan, dan juga lapar, membuat orang mudah kehilangan sabar.
Jadi, daripada ikutan tersulut emosi saat pasangan sedang kesal, cobalah mengalah dan berempati pada apa yang sebenarnya dihadapi pasangan.
(Baca juga : http://nova.grid.id/Mode-Dan-Kecantikan/Mode/Cantiknya-Gaya-Olla-Ramlan-Saat-Hamil-Besar-Contek-Busananya-Yang-Stylish)
Uang dan seks adalah dua sumber pertengkaran yang paling sering. Walau begitu, perbedaan pola asuh anak, masalah dengan mertua atau ipar, bahkan menu makanan, juga bisa menjadi bibit perselisihan.
Apa pun topik masalahnya, waspadalah agar Anda tidak sampai kehilangan kontrol diri.
Mengungkit kesalahannya di masa lalu, memaki dengan kata kasar, bahkan sampai melakukan kekerasan fisik, adalah hal yang wajib dihindari saat bertengkar.
Kehilangan kontrol diri sesaat bisa membuat hubungan pernikahan menjadi tidak sehat, penuh dendam dan ketakutan.
(Baca juga : Tak Mau Dianggap 'Pelakor', Muzdalifah Ajukan Pembatalan Nikah, yang Terjadi Sangat Mengejutkan)
Hidup ini jangan terlalu serius agar tidak stres. Demikian juga halnya dengan pertengkaran.
Tak perlu membesar-besarkan setiap kesalahan pasangan dan menjadikannya "peluru" saat bertengkar.
Cobalah untuk mengeluarkan sisi humor saat berdebat atau membujuk pasangan. Saling mengerti dan mau mengalah adalah kunci hubungan awet.
Bila kita menuruti ego, tentu kita ingin pasangan menerima pendapat kita serta selalu menuruti setiap kemauan.
Tetapi, kondisi ini bisa membuat sulit mencapai titik temu. Bila sudah begitu, cobalah untuk melihat jauh ke depan.
(Baca juga : Tak Disangka, Ini Alasan Sahrul Gunawan Batal Nikahi Gadis Berusia 18 Tahun)
Tanyakan pada diri sendiri apakah apa yang kita pertengkarkan saat ini sesuatu yang penting pada waktu mendatang.
Melihat masa depan hubungan kita memiliki efek positif, termasuk diantaranya membuat kita lebih mudah bertoleransi pada pasangan.
Jika gaya pertengkaran kita selalu diwarnai oleh teriakan dan makian, hasilnya bisa sangat merusak.
Cobalah ubah gaya bertengkar Anda. Renungkan apakah ada perilaku Anda yang membuat pasangan menjadi terlalu serius atau justru kurang peduli.
Perasaan kurang diabaikan lama-kelamaan bisa menyebabkan konflik.(*)
(Lusia Kus Ana/Kompas.com)
Penulis | : | Dionysia Mayang |
Editor | : | nova.id |
KOMENTAR