Cobalah berpikir untuk melibatkan balita atau anak pra sekolah Anda untuk ikut serta dalam kehamilan. Ini bukanlah sebuah hal sulit dan mungkin justru menyenangkan. Berikut beberapa cara untuk melibatkan anak dalam kelompok "kehamilan keluarga" dan persiapan menyambut adik baru.
1. Perkenalkan dengan sang janin. Balita tidak mudah mengerti soal bayi yang sedang tumbuh dalam perut. Menurut mereka konsep itu terlalu abstrak karena mereka tidak dapat melihatnya. Beberapa balita bahkan tidak paham jika perut ibunya sedang membuncit. Mereka hanya tahu, jika kini semakin sulit baginya untuk duduk di pangkuan Ibu. Cobalah lebih mendekatkan balita dengan "calon adik" dalam perut sang Ibu. Biarkan anak mendengar suara di dalam perut dan perhatikan wajah balita Anda sesudahnya. Beritahu jika keluarga akan memiliki seorang adik baru, dimana mereka juga akan butuh dirawat dan dibesarkan bersama seluruh keluarga.
2. Bicara tentang bayi baru. Setelah perut Anda benar-benar besar (mungkin saat kehamilan delapan bulan) mulailah bicarakan tentang bayi baru: "..ini adik baru kakak". Biarkan anak balita merasakan tendangan adik baru, bantu anak bicara dengan adiknya dalam perut (dengan semacam dialog virtual), ajak anak bernyanyi untuk adik barunya, dan ajak anak mengelus perut Anda.
3. Beritahu soal bayi baru lewat cerita. Anak-anak perlu mengenal bayi kecil melalui cerita dan foto-foto. Anda dapat mulai mengenalkan soal bayi dengan menunjukkan gambar ketika dia masih kecil dan bercerita tentang semua hal yang Anda lakukan untuknya. Katakan hal-hal seperti "Mommy menggendong bayi karena mereka butuh disayang."
4. Beritahu soal kehamilan, sedini mungkin pada balita yang lebih besar. Semakin besar balita (butuh) sedini mungkin Anda memberitahu soal kehamilan Anda sejak awal dirasakan. Pada anak-anak balita atau usia pra sekolah, cobalah lakukan beberapa hal seperti menggunakan diagram dalam buku soal klahiran, bicarakan soal pertumbuhan janin dari bulan ke bulan, tunjukkan gambar janin dalam foto-foto atau USG, dan seterusnya. Anda akan terkejut ketika balita Anda bertanya, "mommy, hari ini adik sudah seberapa besar?"
5. Beritahu kendala kehamilan Anda berdasarkan level usia anak. Anda mungkin kerap merasa lelah, kesal, tak sabaran, dan mudah marah, sesekali Anda perlu menjelaskan dengan bahasa yang tepat. Seperti mengatakan, "adik bayi butuh energi untuk bertumbuh sayang, saat ini Ibu butuh istirahat dan tidur cukup.." atau "sayang, kadang-kadang hormon yang dibutuhkan adik bayi membuat Ibu merasa aneh..".
6. Ajari bagaimana perilaku bayi. Sebagai contoh, biarkan balita Anda tahu ketika bayi menangis dan biarkan mereka melihat Anda membuat mimik lucu ketika menggoda bayi. Atau, sesekali ajak balita memandikan, mengganti popok serta pakaian bayi. Ini akan menunjukkan pada balita, jika bayi tidak dapat memenuhi kebutuhannya sendiri hingga mereka beranjak dewasa. Katakan pada balita, "adik bayi butuh Ibu mengganti bajunya, seperti waktu kamu kecil dulu sayang..".
7. Ajak serta ketika pergi ke dokter. Bagi anak-anak yang menjelang 3 tahun sudah dapat diajak serta pergi ke dokter atau rumah sakit sesekali. Bagi anak yang sudah bersekolah, ajak mereka ke dokter lebih terjadwal, misal, 3 bulan sekali ke dokter dengan tujuan mendengar detak jantung bayi, mendengar ultrasound, dan pemeriksaan jelang akhir trimester ketiga. Dengan demikian, mereka akan lebih bersemangat soal adik baru dan lebih memahami adik barunya. Ikatan batin prenatal ini sangat memerlukan persiapan jauh hari sebelum kelahiran sang adik baru.
8. Beri pengalaman memegang adik dalam perut. Biasanya ketika kehamilan telah memasuki usia lima hingga enam bulan, anak-anak balita atau pra sekolah dapat merasakan gerakan adik barunya. Ajak sang kakak memegang perut saat siang dan sore hari hingga dapat merasakan gerakan adik barunya.
9. Dorong anak merasakan ikatan batin dengan adik baru. Ajak anak berbicara pada bayi dalam perut atau membicarakan sang calon adik. Jika Anda telah mengetahui jenis kelamin sang janin, cobalah perkenalkan sebuah nama dan ajak mereka menggunakannya ketika berkomunikasi dengan adik barunya. Sebagaimana diketahui, janin dapat mendengar dan berkomunikasi dengan dunia luar semenjak usia 23 minggu. Setelah hal ini dilakukan sekitar 3 bulanan, janin akan semakin terbiasa dengan suara kakaknya dan ini akan meningkatkan ikatan kakak-adik. Sebuah penelitian menunjukkan, jika bayi mampu mengenali suara yang biasa didengarnya segera setelah Ia dilahirkan.
10. Ketahui batas diri Anda. Sadarilah jika mustahil Anda mampu memberikan perhatian yang sama pada seluruh anggota keluarga . Cepat atau lambat, anak-anak akan menyadari jika mereka harus membiasakan orangtuanya berbagi kamar dengan seorang adik kecil. Mengajak anak membantu Ibu semenjak hamil dapat memperkuat ikatan antara orangtua,kakak, dan adik. Ini juga menjadi salah satu cara mempersiapkan perubahan yang mungkin terjadi setelah Ibu melahirkan adik baru. Anak-anak yang telah berpengalaman bersama calon adik akan memiliki nilai pribadi yang lebih baik terhadap anggota baru keluarga.
Laili/ dari berbagai sumber
KOMENTAR