"Rohedi/nakita "
Kelainan kaki? Ya, itu mungkin saja terjadi pada buah hati kita. Tapi bagaimana cara mendeteksi atau mengenalinya? Spesialis bedah orthopaedi dari RS Ongkomulyo, Dr. Sumono Handoyo, FICS, menjelaskan, yang perlu diperhatikan pada kaki bayi sampai usia 1 tahun adalah kelainan yang masih disebut sebagai normal variasi. Maksudnya, satu variasi bentuk kaki bayi yang pada suatu saat nanti akan kembali ke bentuk yang normal.
Normal variasi tersebut, lanjutnya, terlihat saat bayi lahir dan akan mengalami perubahan secara spontan ke arah normal dengan bertambahnya usia anak. "Tetapi jika kelainan itu tetap ada setelah anak dewasa, barulah kelainan itu dinamakan suatu kelainan yang abnormal."
Normal variasi tadi memiliki toleransi sampai anak berusia 12 tahun. Kendati demikian, jika tetap muncul pada usia di mana pertumbuhan anak sudah berhenti, "Bisa dianggap sebagai suatu kelainan yang abnormal," tutur Sumono.
PERLU OPERASI
Seperti sudah disebutkan di atas, saat yang tepat untuk mendeteksi adanya kelainan pada kaki bayi adalah saat bayi mulai bisa berdiri atau berjalan. Sedangkan pengobatan yang dilakukan untuk menangani kelainan pada kaki biasanya disesuaikan dengan pertumbuhan anak. "Tujuannya adalah tidak mengganggu perkembangan dari gerak yang alamiah. Kecuali jika terjadi kelainan kaki yang sifatnya abnormal," ujar Sumono.
Apa yang dimaksud dengan abnormal? Misalnya, kaki pengkor atau CTEV congenital talipes equinus varus) yaitu adanya kelainan otot. "Jadi, kaki memanjang secara tidak sama antara yang belakang dengan depan. Bagian belakang ketinggalan, sehingga memutar," ujar Sumono.
Ada dua tipe CTEV, yaitu CTEV tipe fleksibel, yakni yang bisa dikoreksi, dan CTEV tipe rigid. "Kalau ini yang terjadi, sebaiknya tangani sedini mungkin. Bahkan sejak anak lahir. Cara yang dilakukan antara lain mengkoreksi kaki dengan menggunakan gips. "Kalau sudah ada kemajuan, bayi kemudian diberi sepatu khusus (night splin). Sedangkan kalau yang diderita adalah tipe rigid, harus dilakukan operasi."
SEPATU KHUSUS
Kembali ke soal kelainan-kelainan normal variasi, yang umum terjadi adalah kaki datar (flat feet), kaki X (knock knee), kaki O (bow leg), twing out dan twing in (jempol kaki berputar ke luar atau ke dalam).
Kelainan normal variasi ini dibagi ke dalam dua grup besar. Berdasarkan penyebabnya ada dua kelainan. Pertama karena hipermobilitas dari sendi. "Sendi kakinya sangat fleksibel," ujar Sumono. Kelainannya disebut joint lexity. Kelainan-kelainan yang sering muncul antara lain, kaki datar (flat feet) dan kaki X (knock knee).
Kaki datar biasanya bisa diketahui pada saat anak mulai bisa berdiri. Atau, pada bayi yang belum bisa berdiri, kelainan ini tampak saat ia diberdirikan. "Biasanya, karena bayi belum aktif, kita tidak terlalu memperhatikan. Kita baru menyadari ada kelainan pada kaki anak setelah ia bisa berdiri atau berjalan," ujar Sumono. Pada kasus kaki datar, telapak kaki seperti keluar. Kelainan ini bisa berlangsung sampai anak berusia di atas satu tahun. "Hal ini bisa dikatakan bukan merupakan kelainan jika saat anak kita minta untuk berjinjit, kakinya lurus lagi. Itu berarti tak ada kelainan anatomi. "Kelainan ini terjadi hanya karena sangat fleksibelnya sendi, sehingga waktu menahan berat tubuh, jatuhnya menjadi flat feet."
KOMENTAR