Lantaran itu, kendati gigi susu akan tanggal tidak berarti para ibu boleh mengabaikan perawatannya. "Kerusakan yang terjadi pada gigi susu bisa berakibat buruk pada gigi permanen," ujar Prof.Dr.drg.Ismu Suharsono Suwelo, SpKGA, guru besar Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia.
SEJAK DI PERUT
Gigi pada bayi sebenarnya sudah terbentuk sejak ia masih dalam kandungan. Bahkan, gigi permanen pun sudah terbentuk. "Pada trimester pertama, gigi-gigi ini sudah ada. Hanya saja munculnya nanti setelah anak berusia 5-6 tahun," terang Prof. Ismu, yang juga berpraktek di RSIA Hermina.
Tak pelak lagi, faktor gizi ibu hamil turut mempengaruhi pertumbuhan gigi. Itu sebabnya ibu hamil perlu mengkonsumsi makanan sehat yang sarat kandungan gizi terbaik. Kalsium dan fosfor adalah bahan penting untuk pembentukan gigi. Kedua zat ini banyak ditemukan pada susu. Sedangkan flourida diperlukan untuk penguat gigi. Begitu juga vitamin C dan D.
Kecuali itu, ibu hamil pun jangan sembarangan menelan obat-obatan. Karena obat semacam tetrasiklin mengakibatkan kerusakan warna gigi dan melemahkan gigi. Ada baiknya ibu hamil diberikan flour secara khusus. Begitu juga setelah bayi lahir. "Tentu dengan dosis yang tepat. Flour ini akan mencegah munculnya kerusakan gigi," papar Prof. Ismu.
GIGI PERTAMA
Umumnya gigi pertama bayi muncul saat ia berusia 6 bulan. Ada yang lebih cepat, sekitar umur 4 bulan, ada pula yang baru muncul ketika menginjak usia 15 bulan. Para ibu tak usah khawatir, karena tiap bayi memang berbeda. Kecuali jika sudah melewati masa itu belum juga tumbuh, maka diperlukan konsultasi dengan dokter gigi.
Gigi susu pertama muncul di bagian tengah bawah depan. Kemudian baru gigi seri tengah atas. Bisa juga terjadi sebaliknya. Lantas, 4 buah gigi seri samping atas dan bawah. Pada usia 12-24 bulan, muncul 4 buah gigi geraham atas dan bawah sebelah depan, 4 buah gigi taring bawah atas, serta 4 buah gigi geraham atas dan bawah sebelah belakang. Jumlahnya ada 20 buah.
"Pertumbuhan gigi susu akan berhenti pada saat usia 3 tahun," jelas Prof. Ismu lebih lanjut. Lantas, satu per satu akan tanggal dan digantikan oleh gigi permanen saat si kecil menginjak usia 5 atau 6 tahun. Gigi permanen berjumlah 32 buah. Dan yang terakhir muncul adalah gigi bungsu, pada usia 19 tahun.
BIKIN DEMAM
Saat gigi susu si kecil tumbuh, ada tanda-tanda khusus yang perlu diketahui oleh orangtua. Umumnya bayi lebih rewel karena tumbuh gigi merupakan saat yang tidak menyenangkan. Gusi terasa sakit dan gatal. Bahkan, pada beberapa bayi muncul demam saat tumbuh gigi. Sekalipun ini diragukan kebenarannya, karena kenyataannya anak di bawah usia satu tahun sering terkena infeksi virus, yang mungkin saja berbarengan dengan tumbuhnya gigi. Jadi, penyebab demam bukan karena tumbuh gigi, melainkan infeksi virusnya.
Bayi dengan pipi berwarna merah patut dicurigai giginya sedang tumbuh. Gusi bayi pun merah dan agak bengkak. Tanda lain, bayi akan banyak mengeluarkan air liur saat giginya tumbuh. Dan juga muncul ruam-ruam di sekitarnya.
Yang merepotkan, si kecil biasanya kehilangan nafsu makan saat giginya tumbuh. Maklum, ia merasa tidak nyaman akibat rasa gatal di sekitar mulut. Untuk mengatasi hal tersebut, berikanlah makanan lunak dan agak dingin untuk si kecil.
Kemudian bantulah mengatasi ketidaknyamanannya dengan cara menekan-nekan bagian rahangnya. Tekanlah dengan lembut menggunakan jari-jari tangan. Tapi ingat, jaga jangan sampai kuku Anda melukai wajahnya. Berilah si kecil mainan atau buah dan sayuran, seperti apel dan wortel, untuk digigit-gigit. Gigitan ini untuk mengalihkan rasa gatal yang muncul di sekitar gigi yang akan muncul. Tapi jangan lupa untuk mencuci bersih mainan dan makanan tersebut. Jangan biarkan si kecil menggigit-gigit jari tangannya sebab ini bisa merupakan awal kebiasaan buruk.
KERUSAKAN GIGI
Kendati gigi susu akan tanggal, ia tetap memerlukan perawatan yang benar sebab kerusakan pada gigi susu berjalan lebih cepat dibandingkan pada gigi tetap. Apalagi kerusakan itu mudah sekali menjadi karies yang rampant (ganas). Proses karies yang ganas akan cepat menjalar dari email ke dentin sampai pulpa.
Kecuali itu, kerusakan gigi susu juga mempengaruhi pertumbuhan gigi permanen si kecil. Data menunjukkan, 9 dari 10 anak balita menderita kerusakan gigi. "Dan setiap anak rata-rata menderita 7 lubang dari 20 giginya," tegas Prof. Ismu.
Struktur gigi geligi memang ditentukan oleh faktor keturunan. Sedangkan kerusakan gigi terjadi akibat perawatan yang tidak tepat. Makanan juga memegang peranan penting. Yang gampang merusak gigi adalah makanan yang mengandung gula dan tepung.
Bakteri yang hidup karena adanya gula dan tepung tersebut, menimbulkan kerusakan gigi. Pasalnya, bakteri ini memproduksi asam yang akan merusak lapisan yang melindungi gigi. Bakteri tak akan berhenti sampai lapisan gigi, tapi akan terus menembus bagian yang lunak dari gigi. Bakteri ini dapat hidup sekalipun tak ada udara di dalamnya, tapi tetap butuh gula dan tepung. Dan, dalam waktu tidak lebih dari sehari, gula dan tepung yang tersisa pada gigi ini bisa mengakibatkan lubang pada gigi.
Mustahil sekali seorang ibu bisa tega melarang anaknya sama sekali tak mengkonsumsi jenis makanan manis, seperti gula, coklat. Lantaran itulah, mengendalikan anak dalam mengkonsumsi jenis makanan adalah hal terbaik yang bisa dilakukan. Membersihkan gigi dari sisa-sisa makanan tersebut juga tak kalah pentingnya.
Perawatan sejak dini bisa menghindarkan si kecil dari kerusakan gigi yang lebih parah. Misalnya ke tulang di bawah gigi dan ke rongga yang berisi pembuluh darah di bawah lapisan email gigi, yang dapat menimbulkan radang dan pembengkakan.
Biasakanlah anak untuk minum air putih seusai makan. Untuk yang lebih besar, ajari anak berkumur dengan air tersebut. Kemudian, bersihkan gigi bayi dengan kain kasa yang telah dibasahi air hangat. Ajarkan anak menyikat giginya. Awali dengan sikat tanpa pasta, kemudian sedikit demi sedikit beri pasta gigi dengan berbagai rasa yang disukai anak. Kegiatan membersihkan gigi ini minimal dua kali sehari, sesudah sarapan pagi dan menjelang tidur.
Riesnawiati Soelaeman
KOMENTAR