Tabloidnova.com - Sejak Senin (9/3) malam hingga Selasa (10/3) pagi ketika api kembali muncul di lantai 20 Wisam Kosgoro yang terbakar, Kepala Seksi Operasional Pemadam Kebakaran Jakarta Muchtar Zakaria mengaku, tim damkar sempat kesulitan memadamkan api.
Padahal, jelang dini hari, api kebakaran Wisma Kosgoro lantai 16 hingga lantai 20 ini sempat dikabarkan mengecil kembali belum sepenuhnya padam.
Sementara itu, pagi tadi asap tebal tampak kembali muncul disertai dengan api yang kembali membesar di lantai 20. Muchtar juga mengatakan, asap tebal dari lantai 20 turun ke lantai 19 sehingga mengaburkan pandangan puluhan petugas pemadan kebakaran (damkar) yang masih berada di sana.
Di pihak lain, Kepala Suku Dinas Pemadam Kebakaran Jakarta Pusat Idris Gaharina menuturkan, kurangnya instalasi dan fasilitas pemadam kebakaran yang dimiliki Wisma Kosgoro menyebabkan api sulit padam. Puluhan petugas damkar pun mengaku kesulitan saat berusaha memadamkan api, lantaran kondisi di dalam gedung yang tak memadai.
"Pemadaman jadi kesulitan, lift untuk kebakaran tidak berfungsi karena sudah terbakar terlebih dulu. Kami coba naik tangga, tapi mentok hanya sampai lantai 15, karena oksigen sudah habis duluan," kata Idris, Senin (9/3) malam.
Idris juga mengatakan, kurangnya kelengkapan instalasi pemadam pada gedung yang memiliki total 20 lantai itu diakibatkan oleh pengelola gedung yang tidak menjalani pemeriksaan kebakaran secara reguler sejak tahun 2008.
"Menurut data, pada tahun 2005 akibat instalasi pemadamnya buruk Wisma Kosgoro telah mendapatkan teguran. Lalu diberi waktu selama tiga tahun untuk melengkapi instalasi (pemadam kebakaran). Pemeriksaan terakhir dilakukan tahun 2008, namun ternyata proteksinya masih kurang dan banyak yang masih tidak siap pakai," ucap Idris.
Pada kesempatan lain, saat dikonfirmasi mengenai hal ini, pemilik gedung perkantoran Wisma Kosgoro, Hayono Isman, membantah bahwa sistem proteksi kebakaran gedung miliknya tidak berfungsi.
"Kalau sistem tidak berjalan, bisa-bisa gedungnya sudah habis semua. Yang jelas sistemnya ada," kilah Hayono yang juga merupakan politisi dari Partai Demokrat itu.
Intan Y. Septiani
SUMBER: KOMPAS
KOMENTAR