Hilangkan Jerawat
Berbeda dengan alat KB hormonal lain, pil KB cenderung tak akan menimbulkan gangguan haid hingga berbulan-bulan. Ataupun memicu terjadinya keganasan di dalam rahim. Bahkan, ibu menyusuipun boleh menggunakannya (pil KB khusus untuk ibu menyusui yang tak mengandung estrogen).
Bahkan temuan ilmiah terkini, pil KB yang dibuat dari bahan ethinylestradiol dan drospirenone dipandang memiliki banyak manfaat lain. Drospirenone kini diproduksi dari turunan 17a spironolakton, bukan dari androgen. Bahan progesteron yang sudah tak berasal dari androgen (hormon laki-laki) ini memiliki efek anti androgenik. Sehingga jika digunakan pada wanita yang berjerawat, dapat mengurangi jerawatnya.
"Menggunakan pil KB dengan progesteron justru akan berefek anti androgen, seperti kandungan siprosterone asetate atau drospirenone yang bisa mengurangi jerawat, bulu tangan, kumis, dan bulu dada atau perut," tutur Ari. Selain masalah kulit, pengentalan lendir serviks yang terjadi juga dapat mengurangi risiko terjadinya infeksi dalam rahim.
"Lendir serviks berguna juga sebagai life barrier untuk menjaga kesehatan organ dalam wanita," imbuh Ari lagi. Hormon progesteron dari pil KB yang dikonsumsi juga memberi manfaat yang bersifat antimineral kortikoid. Bahan ini meningkatkan rasa nyaman dan menurunkan nyeri haid yang mungkin dirasakan.
Juga cocok meredakan gejala PMS (pre menstruation syndrome) seperti pusing, kembung, badan tak enak, mood berubah, dan lainnya. Bersama efek anti androgenik ini dapat menurunkan retensi cairan akibat siklus haid. Retensi cairan inilah yang antara lain menimbulkan gejala PMS. Dengan adanya pengaturan kadar estrogen dan progesteron, pil KB dapat memberi manfaat lain: siklus haid dan frekuensi darah haid yang normal.
Wapada Riwayat Kesehatan
Meski terbukti aman, sekalipun bagi wanita yang sedang menyusui, namun ada beberapa wanita yang memang tak dianjurkan menggunakan pil KB ini. Menurut Ari, meski kecil risiko terjadinya komplikasi akibat pil KB, sebaiknya wanita dengan riwayat kesehatan tertentu harus memperhatikan kontraindikasi yang tak boleh memanfaatkan pil KB.
Wanita dengan hipertensi, apalagi pada saat akan menggunakan pil KB tensi darahnya di atas 140 (sistol) per 90 (diastol), sisarankan tidak menggunakan pil KB atau alat kontrasepsi hormonal lainnya. Dikhawatirkan jika terjadi retensi (tertahannya) air di dalam tubuh, akan mempertinggi tekanan darah dan meningkatkan risiko terjadinya stroke. Begitu juga wanita dengan riwayat penyakit diabetes dan jantung.
Pemilik riwayat gangguan fungsi hati, juga tak dianjurkan menggunakan pil KB. Hormon steroid yang dikandung dalam pil KB memerlukan proses penguraian dalam hati. Akibat dari proses ini, akan memperberat fungsi hati dan mengganggu fungsi hati yang sudah menurun.
KB Hormonal Pada Spiral
Selama ini KB spiral dikenal sebagai alat kontrasepsi mekanik. Namun, temuan terbaru di bidang medis ternyata telah menciptakan spiral yang dilengkapi dengan hormon progesteron. Beberapa manfaat KB spiral dengan hormon ini antara lain:
1. Risiko kegagalan KB semakin kecil
2. Dapat mengurangi perdarahan hebat pada saat menstruasi
3. Melancarkan haid
Laili Damayanti
KOMENTAR