Menurut Wildan (43), pemilik Mr. Seat (pembuat jok mobil di Jakarta), jok mobil akan memengaruhi tampilan interior mobil. Oleh karena itu, jok tak boleh diubah sembarangan, sebab tak semua bahan pelapis jok memiliki kualitas yang bagus.
Selain suede, di pasaran terdapat dua bahan pelapis jok lain, yakni kulit asli dan kulit imitasi. Bagi Wildan, kulit impor dari Jerman adalah bahan kulit jok terbaik. "Kulit asli ini tidak menimbulkan bau amis dan tidak luntur. Kalau kulit imitasi, saya selalu memastikan konturnya mirip kulit asli," tukasnya.
Wildan mengakui, tak sedikit pelanggan yang membawa bahan pelapis jok pilihan sendiri. "Tapi, saya lebih merekomendasikan kulit asli atau kulit imitasi karena tidak mudah rusak, tahan lama, dan mudah dibersihkan dibandingkan bahan lain. Kami juga menyediakan garansi kalau kulit jok rusak."
Cara Membersihkan
Kulit imitasi bisa bertahan sampai tiga tahun. Sebagai catatan, kulit imitasi harus dibersihkan menggunakan cairan khusus. Sedangkan kulit asli, tidak boleh menggunakan air untuk membersihkannya. "Jika terkena tumpahan air, segera lap hingga kering. Kalau tidak, kulit asli akan mengeras," tegas Wildan.
Selain air, jangan menggunakan cairan pembersih yang menggandung alkohol, detergen, atau sampo. Pasalnya, zat yang terkandung dalam bahan-bahan ini dapat membuat kulit rusak. Di antaranya, mengurangi kelembapan kulit dan membuat lapisan luar bahan kulit mudah rusak.
Sementara suede, lebih baik dibersihkan dengan cairan pembersih, lalu gunakan kain microfiber atau vacuum untuk menyerap kotoran yang menempel. Oh ya, jangan pernah membersihkan sarung jok suede menggunakan sikat karena dapat membuat lapisan menipis hingga gundul.
Jahit Sesuai Pola Bawaan
"Kulit yang digunakan untuk melapisi jok itu diambil per lembar dari satu ekor sapi, di mana bagian punggung lebih tebal dibandingkan bagian perut," urai Wildan. Oleh karena itu, pemolaan jok saat dijahit pun tak boleh keliru. Misalnya, bagian tipis digunakan untuk bagian yang jarang tersentuh dan bagian kulit yang tebal untuk bagian dudukan dan sandaran.
Pola jahitan pun harus disesuaikan dengan pola jahitan bawaan mobil tersebut. "Kita tidak mau merusak standar pabrik. Jadi, lebih baik mengkreasikan jok dengan bermain warna. Kalau tidak sesuai standar, akan menjatuhkan harga mobil." Maka, tak heran bila Wildan tak segan menawarkan pendapat perihal warna. Apalagi pilihan warna pelapis jok sangat beragam. "Jangan sampai warnanya 'tabrakan' dan tidak bagus dilihat," ucapnya.
Nah, jika Anda ingin "mendandani" jok kendaraan, gantilah seluruh pelapis jok dan jangan menggunakan sarung jok. "Sarung jok justru akan membuat busa jok rusak hingga tidak nyaman diduduki. Lebih baik ganti pelapis secara keseluruhan dan pelapis standarnya disimpan. Jadi, bila sewaktu-waktu kendaraan ingin dijual, bisa dipasang lagi."
Edwin Yusman F.
KOMENTAR