Penyakit seperti batuk, demam dan sakit perut, kerap datang dan pergi, bukan berarti boleh disepelekan. Penyakit perut misalnya, dari yang semula hanya dianggap sebagai penyakit "salah makan", ternyata juga bisa merupakan pertanda radang usus buntu (apendisitis). Berikut beberapa kondisi anak yang patut diwaspadai menurut dr. Matheus Tatang Puspajono, Sp.A, spesialis anak dari Siloam Hospitals - Lippo Karawaci.
Demam
Ada beberapa kondisi yang harus diwaspadai ketika anak demam. Pada anak usia di atas 6 bulan, dikatakan mengalami demam yang mengkhawatirkan jika suhu tubuh mencapai 40 derajat Celsius. Sedangkan pada anak usia 3 hingga 6 bulan, sebaiknya bayi sudah dibawa ke dokter ketika suhu tubuh mendekati 40 derajat Celsius.
Atau anak mengalami demam lebih dari 72 jam, tidak mau minum, sehingga mengalami dehidrasi dengan gejala mulut kering, buang air kecil sedikit dan jarang, air kencing berwarna lebih keruh, dan elastisitas kulit berkurang. Pada bayi, dehidrasi bisa dikenali dari ubun-ubun besar yang menjadi cekung.
Jika masih bayi, disarankan langsung bawa ke dokter begitu mengalami demam atau suhu tubuh di atas 38,5 derajat Celsius. Pada banyak kasus, demam di usia yang sangat muda, besar risiko untuk terjadi kejang demam. Juga jika anak demam disertai rewel berjam-jam, tidur terus menerus, lemas dan sulit dibangunkan, bibir dan ujung jari-jari membiru, hingga kesulitan bernafas.
Batuk
Ini sebenarnya mekanisme tubuh mengeluarkan benda asing dari saluran pernafasan atas (tersedak makanan, infeksi virus, dll). Bila terjadi sesekali, masih dikategorikan normal. Namun bila berkepanjangan atau berlangsung di atas 2 minggu, sebaiknya diperiksakan ke dokter karena mengindikasikan penyakit berat, seperti asma, sinusitis ataupun tuberkulosis.
Hal lain yang perlu diwaspadai, bila batuk disertai gejala seperti sesak nafas, kebiruan di bibir, lidah dan wajah, demam tinggi terutama pada batuk pilek, batuk hingga beberapa jam, batuk disertai suara mendengking dan batuk berdarah (bukan mimisan).
Sakit perut
Ini adalah salah satu pertanda suatu ketidaknormalan dalam pencernaan. Penyebabnya? Intoleransi susu, salah makan, hingga usus buntu, dan infeksi saluran kemih.
Pada bayi atau anak berusia di bawah 3 bulan, seringkali disebabkan kolik (menangis keras tiba-tiba dan terus-menerus, biasanya terjadi di malam hari).
Pada anak yang lebih besar, sakit perut bisa terjadi karena tekanan psikologis, gangguan pencernaan, hingga kesalahan dalam konsumsi makanan.
Sebaiknya, anak usia di bawah 3 tahun yang menangis terus menerus apalagi disertai demam, segera dibawa ke dokter.
Sedangkan pada anak yang lebih besar, anak perlu dibawa ke dokter bila sakit perut disertai mual-muntah dan demam.
Muntah
Muntah memang sering terjadi pada bayi. Bisa terjadi karena perlakuan kurang tepat setelah pemberian makan pada bayi. Seperti mengayun bayi terlalu kuat setelah minum susu. Orang tua patut mewaspadai bila bayi muntah lebih dari 2 kali atau berlangsung sekitar 6 jam.
Muntah pada bayi berisiko tinggi menyebabkan dehidrasi, bila ia tidak segera mendapatkan pengganti cairan yang memadai.
Jika bayi muntah dengan gejala menyembur kuat, berwarna hijau kekuning-kuningan dan berbau busuk, ini pertanda gangguan pencernaan atau muntaber.
Pada anak yang lebih besar, muntah perlu diwaspadai bila berwarna kehijauan, disertai sakit perut lebih dari 6 jam, disertai bintik-bintik merah muda keunguan yang tidak hilang saat ditekan. Begitu juga dengan muntah yang menyembur, sebab ini dikhawatirkan ndikasi cedera kepala, gejala glaukoma ataupun penyakit serius lainnya.
Diare
Sebagian besar penyebab diare pada bayi diakibatkan infeksi rotavirus. Selain itu, infeksi bakteri, parasit, jamur, intoleransi laktosa. Pada anak yang lebih besar, diare umumnya dipicu infeksi parasit atau alergi. Anak-anak memang lebih mudah terkena diare karena daya tahan tubuhnya rendah dan relatif lebih mudah terinfeksi virus.
Bila bayi diare hingga 7 hari atau lebih dari 2 minggu sebaiknya segera bawa ke dokter. Terutama disertai rewel, sulit minum dan menunjukkan gejala dehidrasi seperti, popok tidak basah meski telah 6 jam, menangis tidak keluar air mata, dan mulut kering. Untuk balita, diare yang berlangsung lebih dari 3 kali sehari hingga 3 hari berturut-turut sebaiknya diwaspadai. Apalagi bila kotoran berkonsistensi cair, berbau menyengat, berlendir hingga disertai darah. Begitu pula bila diare disertai muntah di setiap kali minum, segera bawa ke dokter karena dikhawatirkan mudah terjadi dehidrasi berat.
Laili Damayanti
KOMENTAR