Bukan Keputihan
Ciri masa subur lainnya dapat dilihat dari jumlah lendir serviks yang bertambah banyak. Cairan berwarna bening, tidak berbau, dan berbentuk elastis ini seringkali disalah artikan sebagai keputihan, padahal ia hadir jauh sebelum fase haid dimulai, yaitu dua minggu sebelum haid. Lagi pula, Prima menegaskan, kondisi organ reproduksi perempuan justru kering tanpa lendir saat sedang haid.
"Lendir serviks ini bisa bertambah banyak karena mulut rahim menjadi lebih terbuka pada masa subur. Sementara di luar masa subur, lendir tersebut mengental dan membentuk sumbat sehingga sperma maupun kotoran tidak dapat memasuki rahim. Gumpalan itu menjadi encer ketika masa subur, dengan tujuan memberi jalan masuk bagi sperma," paparnya.
Perubahan Suhu Tubuh
Sebelum memasuki masa subur, rata-rata Suhu Basal Badan (SBB) adalah 36 - 36,5 derajat Celcius. Namun menjelang ovulasi, umumnya terjadi peningkatan suhu badan hingga mencapai 37 - 37,5 derajat Celcius. Penghitungan ini merupakan salah satu cara mengetahui masa subur melalui suhu dasar tubuh yang diukur saat aktivitas dan tingkat stres Anda minimal.
Faktor Penentu Kesuburan
1 Asupan Nutrisi
Prima memaparkan bahwa tidak ada jenis makanan yang secara khusus dapat membantu kesuburan. "Tidak ada yang spesifik sebenarnya, yang pasti buah dan sayur baik untuk kesuburan karena mengandung mineral dan vitamin. Banyak yang bertanya, makan taoge membantu kesuburan benar atau tidak? Ya dia termasuk, tapi bukan itu saja. Tetap harus lengkap," paparnya.
Untuk memudahkan, Prima menganjurkan untuk mengonsumsi sayuran dan buah dari lima warna yang berbeda dalam sehari. Pasalnya, setiap warna buah dan sayuran memiliki kandungan gizi yang berbeda dan dibutuhkan oleh tubuh.
2 Gaya Hidup
Sebagai pemegang peranan terpenting, gaya hidup pun harus diperhatikan untuk menunjang kesuburan. Selain kebiasaan olahraga dan pola hidup sehat seperti menjauhi rokok, obat-obatan terlarang, juga alkohol, faktor pekerjaan pun dapat mencegah kesuburan Anda.
"Misalnya kebiasaan mengendarai motor jarak jauh atau kerja di lingkungan panas seperti pabrik pengolahan besi, itu dapat memengaruhi kualitas sperma," lanjut Prima. Selain itu, kebiasaan sauna yang terlalu sering atau terlalu lama pun dapat membuat fungsi testis tidak maksimal karena panas yang tinggi.
KOMENTAR