Kapan tepatnya Anda memulai usaha rumah pohon ini?
Kalau tidak salah saat bulan puasa tahun lalu. Waktu itu, seorang kenalan saya, Enno Sigit, mengadakan acara Dunia Anak di Istora Senayan. Dia lalu mengajak saya untuk mengisi salah satu stan permainan di sana. Tadinya, sih, sempat bingung juga mau diisi dengan apa karena tema permainan anak yang lain sudah diambil oleh stan -stan lainnya, seperti bom-bom car, mandi bola, tarian, dll. Singkat cerita, saya buatlah rumah pohon.
Kok, bisa kepikiran rumah pohon?
Terlintas begitu saja, sih, dan saya pikir itu sangat sesuai dengan tema acaranya, mengajak anak berpetualang dan berimajinasi.
Kalau dilihat, konsep rumah pohon Anda sedikit berbeda, ya?
Benar. Disebut rumah pohon, kan, karena dibangun di atas pohon, tapi yang saya buat dibangun di atas potongan batang pohon besar. Sebenarnya saya hanya menyesuaikan dengan kondisi rumah di Indonesia yang memang jarang sekali memiliki pohon di halaman rumahnya.
Untuk materialnya, saya menggunakan baja sebagai rangka dan kayu sebagai pelapisnya. Luas dari rumahnya juga tidak terlalu besar, hanya sekitar 1x1,2 m dengan tinggi batang pohon 1,5 m dan tinggi bangunan 1,3 m. Kalau mau ke atas (rumah pohon.Red), si anak tinggal naik melalui tangga yang terdapat di dalam batang pohonnya itu.
KOMENTAR