Peribahasa dunia yang mengatakan "jiwa yang sehat berada di dalam tubuh yang kuat", memang benar adanya. Agar jiwa dan raga sehat selalu, holistic aromatherapy dapat dijadikan pilihan tepat.
Seorang pasien kanker payudara yang telah melakukan operasi pengangkatan salah satu payudaranya, bermasalah di bagian bawah ketiaknya yang sering membengkak. Ia lalu melakukan pengobatan dengan holistic aromatherapy, yaitu pijatan dengan essential oil (minyak esensial), agar bengkaknya hilang. Dan, ia berhasil. Dengan holistic aromatherapy, bengkak di bawah ketiaknya berangsur-angsur hilang.
Apa sih, holistic aromatherapy? Apa benar terapi mampu menyembuhkan berbagai penyakit, termasuk kanker? Menurut Rina Poerwadi, APDHA, CIMI (IMIS), holistic aromatherapist, terapi ini sebenarnya bisa menyembuhkan berbagai penyakit.
Akan tetapi, tukas Rina, jika dibandingkan dengan dunia pengobatan biasa (dokter atau rumah sakit), terapi ini merupakan penyembuhan (healing) komplementari bagi orang yang masih harus menjalankan pengobatan ke dokter, seperti penderita kanker tadi.
"Penderita kanker payudara tadi tentu saja masih minum obat dari dokternya. Tetapi, jika ia ingin disembuhkan dengan holistic aromatherapy, ia akan diberi pijatan dengan minyak esensial tertentu agar bengkaknya hilang secara perlahan. Terapi ini memang membutuhkan waktu lama, tetapi progresnya ada. Tidak seperti obat dokter yang akan berefek cepat."
Arti holistic aromatherapy, papar Rina, adalah terapi dengan pijatan yang memakai minyak esensial. Disebut aromaterapi, karena orang yang diterapinya akan mendapatkan therapeutic benefit dari aroma minyak-minyak tertentu, yang harus digunakan dengan respect. Sebab, kontra indikasi dari masing-masing minyak esensial ini memang harus dipelajari secara benar, sekaligus untuk mengetahui akibatnya jika salah menggunakannya.
BERSINERGI SECARA POSITIF
"Essential oil diambil dari tanaman therapeutic (tanaman obat), yang memiliki unsur-unsur kimia, yang bersifat mengobati. Nah, unsur-unsur inilah yang dipakai untuk pengobatan. Jika dilihat sususan komposisinya, informasi dari satu minyak esensial saja, ada psycological benefit dan psycological property-nya. Termasuk fisiologica benefit dan fisiological property-nya. Jadi, mencakup manfaat untuk fisik dan mental," paparnya.
Fisiological property, urai Rina, bersifat seperti layaknya obat modern saja. Ada yang bersifat ekspektoran, antitusiv, atau lainnya. Properti ini lalu dilihat lagi, untuk jantung, kulit, atau ginjal, propertinya tentu berbeda. Namun, rata-rata manfaat dari minyak esensial tidak berdiri sendiri, melainkan berbaur dan bersinergi secara positif.
Misalnya, untuk menghilangkan bekas jerawat, digunakan minyak esensial Lavender, yang mampu menstimulasi bertumbuhan sel kulit. Tetapi, diwaktu yang sama minyak esensial Lavender ini juga bersifat menenangkan, membuat lebih sabar, sekaligus menurunkan tekanan darah.
"Berbeda jika kita minum obat batuk berdahak, minum obat yang mengandung ekspektoran bisa langsung sembuh. Tetapi, fungsi obatnya hanya satu saja, meski efeknya cepat terasa. Lain dengan minyak esensial, yang efeknya akan terasa lebih lama." Oleh sebab itu, jika 3-4 macam minyak esensial dicampurkan, dapat mengobati sekaligus body, mind, and spirit seseorang.
Dan menurut Rina, rata-rata metode holistic aromatherapy ini dilakukan dengan pijatan. Melalui pijatan, tambah Rina, seorang therapist justru bisa sekaligus mendeteksi isu-isu lain yang tertanam di dalam tubuh seseorang, yang tak terungkap melalui konseling atau wawancara.
Sebaiknya, lanjut Rina, sebelum di lakukan terapi, pasien memang seharusnya diwawancara atau dilakukan konseling, untuk mengetahui riwayat kesehatannya atau latar belakang mengapa ia mengalami masalah dengan tubuh atau jiwanya.
Tak heran, jika ada seseorang menderita sakit yang tak kunjung sembuh, padahal sudah berulang kali ke dokter. Setelah dilakukan konseling, ternyata masalahnya ada di dalam jiwanya, bukan fisiknya semata.
AURA DAN CAKRA
"Ada orang mengeluh migraine yang tak sembuh-sembuh. Setelah diwawancara, ternyata stress trigger-nya masalah dengan anak buahnya. Tetapi, tak cukup sampai disitu. Bisa juga hubungan dengan pasangannya tidak harmonis, sehingga memancing migraine-nya. Jadi, semua itu harus dibongkar."
Setelah itu, barulah dipilih minyak esensial apa yang cocok untuknya, kemudian dilakukan pemijatan agar minyak esensialnya meresap ke dalam tubuh. Dengan sentuhan yang dilakukan ke badan pasien, seorang therapist akan mendapat inside story lagi darinya.
Dan bisa jadi, solusinya sebeneranya mudah saja, dibanding masalah yang diungkapkannya. Idealnya, menurut Rina, pasien diterapi sebanyak 3 kali agar hasilnya terlihat. Namun, Rina memaparkan, pada dasarnya tubuh manusia sudah sangat pintar dan bisa menyembuhkan sendiri masalah yang ada.
Misalnya, jika ada pasien migraine, usai diterapi selama berhari-hari ia mengantuk terus. Ini artinya, tubuhnya memberi sinyal ia kurang tidur sehingga menyebabkan migraine.
Akan tetapi, setiap orang akan mengalami pengalaman berbeda usai diterapi.
Menurut Rina, ada yang baru diterapi sekali, tubuhnya langsung mendetoksifikasi. Misalnya, buang-buang air terus, gatal-gatal, atau marah, sedih, dan lainnya. Tetapi, lanjut Rina, ada juga yang usai diterapi tak mengalami apa-apa, dan baru mempunyai pengalaman "aneh", beberap minggu atau bulan kemudian.
"Pengalaman aneh itu sebenarnya efek dari esensial oil yang diberikan. Ingat, di dalam essential oil, kan, ada psychological, fisiological, dan therapeutic benefit. Minyak esensial itulah yang jago memilih, masalah apa yang ada di dalam tubuh manusia yang harus hengkang dulu."
Selain pijatan dan aromaterapi, Rina juga secara holistik mampu melihat tubuh seseorang melalui cakra dan aura. Bahkan, untuk mengkonfirmasi minyak esensial apa yang cocok bagi seseorang, Rina pun kerap menggunakan bantuan pendulum. Atau, kartu khusus untuk keperluan holistic aromatherapy, untuk membantu pasien mengungkapkan masalahnya saat konseling.
WASPADAI KANDUNGANNYA
Lalu, bagaimanan dengan essensial oil yang dijual bebas, apakah juga bisa menyembuhkan berbagai penyakit? Rina mengatakan, setiap minyak esensial memiliki harga berbeda. Menurut Rina, minyak esensial dari mawar, melati, atau sitrus, tentu berbeda. Selain, itu, minyak esensial dari satu bunga, buah, atau tanaman saja, bisa memiliki wangi yang berbeda.
"Lavender saja wanginya ada 6-7 varian, dengan bau dan grade berbeda pula. Dan ini tidak bisa digunakan sembaranagan. Oleh sebab itu, sebaiknnya setiap orang memiliki pengetahuan sebelum membeli secara bebas minyak esensial," saran Rina.
Jika akan membeli single essential oil, kata Rina harus diteliti kemasannya. Biasanya, single oil akan dicantumkan nama latinnya, hasil prosesnya apakah organis atau hasil destilasi, lalu pertumbuhannya apakah wild, farm, atau selected.
Selanjutnya, ada juga minyak esensial yang sintetis (kimiawi) dan fragrance atau parfume. Yang patut dicermati juga, imbuh Rina, perusahaan produsen minyak esensial ini.
Selain untuk penyembuhan, minyak esensial oil ini pun kerap digunakan sebagai pengharum saja. "Minyak esensial yang harganya murah, biasanya dipakai industri sabun dan lilin, karena mereka hanya butuh aromanya saja, tidak sampai ke therapeutic benefit-nya saja. Dengan kata lain, to create ambience saja."
Intan Y. Septiani
KOMENTAR