Memasuki Bulan Ramadan, kenikmatan buka puasa bersama keluarga adalah saat yang dinanti. Apalagi jika Si Kecil sudah mulai ikut berpuasa. Kenikmatan berbuka pun bertambah seiring rasa bangga atas prestasi Sang Buah Hati. Akan tetapi, karena karakter dan kekuatan fisik setiap anak berbeda-beda, orangtua harus peka ketika mengajarkan puasa.
"Lihat dulu apakah fisiknya sudah kuat? Jika kondisinya sehat, belajar puasa secara bertahap dapat dilakukan. Jadi bila anak enggan berpuasa, teliti dulu penyebabnya," ujar Siti Kiptiyah A.Md.TW.,S.Psi, psikolog dari Potentia Centre. Artinya, jika usia anak sudah cukup dan kondisi kesehatannya baik, sah-sah saja Anda mewajibkan Si Kecil berpuasa.
Kapan Mulai?
"Anak diwajibkan berpuasa ketika memasuki akil balig, yaitu sekitar usia 12 tahun. Di bawah usia ini belum diwajibkan, tapi dianjurkan berlatih sejak kecil agar ketika akil balig dia sudah kuat dan terbiasa," kata Siti. Melatih puasa dapat dilakukan dengan berbagai cara. Siti memberi contoh, anak balita dapat dikenalkan istilah puasa melalui cerita ringan mengenai puasa, atau melalui lagu-lagu tentang puasa agar Si Kecil lebih mudah mengingatnya.
"Di usia 6 tahun, anak umumnya telah memahami apa yang boleh dilakukan dan tidak. Maka pada usia ini ia bisa mulai ikut berpuasa secara bertahap. Buat kesepakatan mengenai jam berbuka, misalnya untuk pertama kali buah hati diperbolehkan buka pukul 12.00 siang, lalu lanjutkan puasa hingga magrib," tambah Siti.
Ciptakan Kesan Menyenangkan
Mengenalkan puasa pada buah hati harus dilakukan dengan menyenangkan sehingga anak tidak mengingatnya sebagai hari ketika ia tidak boleh makan dan minum saja. "Jadi meski belum berpuasa, ikut sertakan Si Kecil dalam kegiatan-kegiatan selama Ramadan. Misalnya berkumpul dan makan bersama di satu meja ketika berbuka puasa. Kita ciptakan suasana yang menyenangkan dan nyaman, baik dari segi makanan maupun kebersamaan," ujarnya.
Bisa juga Anda mengajak Si Kecil berangkat ke masjid ketika tiba waktu salat Tarawih. Kebersamaan yang mungkin jarang dilakukan dalam kehidupan sehari-hari akan membuat memori selama bulan puasa dikenang sebagai hal yang menyenangkan, sehingga ia ingin turut berpartisipasi.
Jika anak sudah mulai berpuasa dan ia terlihat lemas akibat lapar dan haus, alihkan perhatiannya dengan hal yang ia sukai. "Jangan segera menyuruh atau mengizinkan anak berbuka. Langkah pertama adalah membujuk dan mengalihkan perhatiannya. Misal, ajak ia membantu mengerjakan persiapan buka puasa seperti belanja bahan makanan atau membantu ibu menyiapkan piring-piring untuk buka puasa," papar Siti. Anda bisa juga meminta Si Kecil salat dan katakan bahwa air wudu akan menyegarkan sekaligus mengembalikan semangatnya.
Jika Batal Puasa
Aktivitas puasa Si Kecil bisa jadi berjalan tidak sesuai yang diharapkan. Misalnya anak sempat tertangkap basah batal puasa tanpa memberi tahu Anda. Jika hal ini terjadi, pastikan dulu dugaan tersebut benar agar Anda tidak sekadar "menuduh" dan membuatnya kecewa.
Terlebih lagi jika ia memasuki usia wajib puasa. Orangtua sebaiknya menegur Si Anak dan berikan bukti disertai pemahaman tentang hukuman jika membatalkan puasa sebelum waktunya. "Mungkin ia akan berkelit atau justru tertekan, tapi tetap harus ditegur dan diingatkan. Jika terjadi berkali-kali, berikan hukuman ringan seperti menghentikan hobinya untuk sementara waktu," ujar Siti.
ANNELIS BRILIAN
KOMENTAR