1.Jangan mengacaukan, tapi justru mendekatkan. Jika pengin kamar anak bersih jangan ngomel berkepanjangan. Jadinya malah kemana-mana hingga tidak disadari apa yang kita keluarkan melukai perasaan anak, menjauhkan anak, mengurangi keintiman. Bukannya malah fokus ke masalah sesungguhnya tapi mengungkit yang sudah lewat. Harusnya, tinggal suruh saja anak membersihkan kamarnya, gampang, kok.
2. Sebaiknya orangtua makin banyak menutup mulut bila anak semakin remaja. Kalau mulut orangtua dibuka terus pasti mulut anak menutup, jika sebaliknya pasti mulut anak akan membuka. Bunda Hana memberi contoh tidak terlalu mengatur kamar anaknya. "Tapi begitu ada teman ke kamarnya, saat itu juga kamarnya bersih dan rapi. Saya tidak perlu ngomel karena dia punya tekanan sendiri. Malu, kan, kalau temannya datang kamarnya berantakan."
Saat menjadi relawan d PAUD, Hana jadi tahu banyak sekali perilaku orangtua yang menghancurkan anak, kejujuran anak, hanya karena tidak trampil bicara dan mengungkapkan kata-kata.
Kata-kata yang diucapkan orangtua bisa berfungsi dua, bisa sebagai penyembuh atau malah penghancur. Atau kata-kata yang meremehkan, "Gitu aja, kok, nangis, sih?" Kejadian itu terjadi di depan mata Hana saat menemani anaknya ke tempat bermain balon tiup. Ada anak obesitas yang ingin naik balon tapi kemudian menangis.
Ibunya malah marah-marah sambil bilang," Kan, sudah dibilang kamu itu tidak bisa main di situ, kenapa ke sana juga." Bayangkan apa yang terjadi jika si anak sudah besar nanti. Berapa banyak keberanian yang dilakukan anak itu dihancurkan.
Contoh lain, ketika anak dipukul temannya. Kesalahan orangtua adalah menyuruh anak melawan temannya. Akibatnya bisa dua, menyuburkan kekerasan dan meminta anak melawan temannya yang sebenarnya masih disayang sang anak. Padahal, mungkin dia tidak mau melakukan itu.
Atau orangtua malah memberi kesan marah-marah," Kamu kenapa, sih, begitu?" Atau "Makanya kamu diperlakukan begitu karena kamu nakal."Yang efektif, dengarkan saja apa yang diceritakan anak. Begitu pulang ke rumah, lihat kondisinya jika tidak mengalami luka yang berbahaya, ya sudah berarti masih aman. Orangtua harus peduli perasaannya, yang terbaik ya dengarkan ceritanya.
Nove
KOMENTAR