Hingga sampai suatu titik Anda bertanya dalam hati, "Termasuk agresifkah anakku?" . Jawabnya adalah 'ya'. Kendati demikian jangan patah semangat dulu. Selama perilaku agresifnya tidak menghancurkan dirinya sendiri, secara kacamata psikologi ini masih dikategorikan normal.
Pahami penyebab
Perilaku agresif pada anak dipicu oleh faktor-faktor, mulai genetik, kepribadian dan pola asuh. Adanya komposisi kromosom XYY atau yang disebut dengan supermale dapat memicu agresivitas pada seseorang. Faktor genetik ini sifatnya diturunkan dari orang tuanya.
Sedangkan kepribadian, dimana sisi kepribadian "id" yang berfungsi sebagai pertahanan diri berlebih dan mengalahkan sisi "ego" dan "superego" dapat memunculkan perilaku agresif.
Selain itu, pola asuk yang kerap membandingkan dengan anak lain, tidak konsisten, kurang perhatian juga dapat memicu terjadinya agresivitas pada anak.
Faktor-faktor ini sebaiknya dikoreksi sembari memperhatikan perubahan yang terjadi pada buah hati Anda.
Jauhkan dari Visual Kekerasan
Beberapa hal secara visual mudah diimitasi oleh anak-anak. Tayangan televisi, permainan atau games, atau pertengkaran Anda dan pasangan dapat ditiru anak sebagai perilaku agresivitas. Sebaiknya, jauhkan atau lindungi anak dari pemahaman yang salah tentang kekerasan yang dia pahami.
Beri Lingkungan yang Lega
Lingkungan yang terlampau padat, baik di dalam rumah maupun perkampungan dapat menyebabkan agresivitas anak. Penyebabnya, ruang gerak yang terbatas membuat anak frustasi. Ditambah, keinginan mempertahankan hak miliknya, anak akan menjadi kian agresif.
Jangan Beri Label 'Anak Bandel'
Kesalahan pertama orang tua yang memiliki anak agresif adalah menyematkan label 'anak bandel' pada buah hatinya. Ini akan membuat anak semakin tak nyaman terhadap orang tua. Bisa jadi perilaku agresifnya akan semakin parah di lingkungan luar.
Amati dulu bagaimana perilaku anak di rumah, sekolah atau tempat bermain. Jika hanya di salah satu tempat ia berlaku agresif, bisa jadi lingkungan tersebut membuat anak tak nyaman.
Koreksi Pemahaman
Suatu ketika Anak dilaporkan orang tua murid telah memukul salah seorang anak. Ketika ditanya, tak banyak jawaban yang dapat dikorek.
Cari tahu dari pihak sekolah, apa yang sebenarnya terjadi. Jika pemukulan terjadi karena anak ingin membela teman yang diperlakukan kurang adil oleh teman lain, coba ajak anak bicara dari hati ke hati.
Jelaskan apa yang terjadi pada orang yang Ia bela. Katakan, jika teman yang berbuat kasar itu belum tahu cara meminta dengan baik, dan sebagainya.
Beri Contoh
Coba koreksi perilaku Anda dan pasangan siapa tahu ada hal berbau kekerasan yang diimitasi. Upayakan jangan pernah bertengkar di depan anak, baik dengan pasangan maupun orang lain. Sebagai orang tua, Anda harus pandai mengelola emosi agar anak tak salah mengimitasi.
Ajak Beraktivitas
Anak-anak yang agresif juga perlu diajak menyalurkan energinya. Mengajak anak melakukan hobi seperti menggambar atau bermusik bisa menjadi sarana menurunkan agrsivitas anak.
Beri Reward
Orang tua juga dapat memberikan program reward bagi anak yang mau belajar menahan dari agresivitasnya. Misal, beri hadiah ketika anak mampu tidak mengumpat selama seminggu, dan sebagainya.
Beri Humor
Sesekali kembangkan selera humor di saat anak sedang melakukan hal yang membuat Anda jengkel. Tujuannya, agar anak tidak terlalu takut kepada orang tuanya dan mudah membicarakan apa yang diinginkan.
Rasa takut dan kaku saat menghadapi orang tua membuat anak sulit mengekspresikan apa yang diinginkan sehingga memicu perilaku agresif.
Laili / dari berbagai sumber
KOMENTAR