Cara yang direkomendasikan Dr. Kevin Leman berikut ini memang sedikit "out of the box" dari pemecahan permasalahan yang umum dilakukan. Namun terbukti mambu membuat anak-anak mengikuti keinginan orang tua.
Semua Soal Tanggung Jawab
Hal pertama yang perlu diingat soal Disiplin Realitas adalah anak-anak perlu belajar untuk berpikir demi dirinya sendiri. Ini didapat dengan pembelajaran bertanggung jawab melalui bimbingan dan teknik berorientasi aksi.
Dr Leman mengatakan, disiplin aksi orientasi didasarkan pada realitas bahwa ada saat-saat ketika Anda perlu menarik fasilitas dan membiarkan anak-anak menjalani sendiri bagiannya. Disiplin ditanamkan dengan melakukan cara agar anak-anak menerima tanggung jawab dan belajar mengenai akuntabilitas atas tindakan yang diambilnya.
Saat orang tua mengimplementasikan Disiplin Realitas, tak perlu selalu mengingatkan dan takut anak melakukan kesalahan yang akan mempersulit hidupnya. Misal, anak yang harus bangun pagi untuk berangkat sekolah tak harus dibangunkan setiap pagi. Orang tua juga dapat memikirkan, sesekali perlu membiarkan anak bangun dengan sendirinya. Jikalaupun Ia terlambat atau ketinggalan antar jemput sekolah, biarkan anak pergi sendiri dan menerima sanksi sebagaimana yang ditentukan sekolah. Anak tak perlu memohon, dan orang tua tak perlu mengomel atau memberi ultimatum. Biarkan semua berjalan sesuai prosedur.
Trik Es Krim
Dokter Leman menjelaskan bagaimana disiplin mengajarkan tanggung jawab. Salah satu contoh, ada sebuah cerita ketika seorang ibu berhenti mengantar jemput anaknya yang masih di Taman Kanak-kanak. Sejak itu, anaknya kerap kabur darinya ketika di arena bermain sekolah. Ibu tersebut merasa bodoh karena hal tersebut juga disaksikan banyak orang tua dan Guru.
Ketika ibu tersebut bertanya pada dokter Leman, dijawab dengan bijak jika suatu ketika anaknya lari menjauh lagi, sebaiknya minta orang dewasa lain untuk menjaganya beberapa saat. Pergi sebentar ke toko terdekat dan beli dua batang es krim. Satu untuk sang buah hati dan satu untuk dirinya sendiri, lalu kembali pada anak.
"Jangan heran ketika anak Anda bertanya 'mana es krim ku?'. Dan Anda sudah memenangkan perhatiannya," ungkap Dr. Leman. Lalu, katakan pada anak agar lain kali tak perlu kabur karena tadinya Anda membelikan beberapa es krim yang akhirnya dibagi dengan orang lain. Jika anak berteriak dan merajuk, lemparkan senyum untuk memberinya pengertian jika inilah yang dimaksud dengan akuntabilitas tindakan.
Jangan Terlalu Memanjakan
Salah satu tujuan parenting adalah menciptakan anak bahagia ketimbang anak yang bertanggung jawab. Artinya, anak mungkin sedikit kurang senang ketika tak mendapat es krim atau makanan kesukaannya. Anak dapat saja melempar kekesalan, marah, mogok, mengomel dan sebagainya, namun sebenarnya dia belajar tentang menghargai dan menghormati. Jangan berbalik arah, tetap upayakan dingin dan tegas. Ingatkan diri Anda sendiri, ini adalah pertarungan akal sehat dan keinginan dan Anda akan memenangkannya.
Pahami Realitas Anak
Jika Anda ingin mengimplementasikan Disiplin Realitas secara efektif, Anda perlu tahu apa yang menurut anak Anda penting. Apa yang benar-benar mengusik anak. Anak mungkin menaruh nilai pada uang, hobi, olah raga, waktu menyantap makanan ringan, waktu luang bersama teman-temannya dan masih banyak lagi. Orang tua yang mengetahui hal bernilai bagi anak, dapat memanfaatkan untuk membuat hubungan kreatif antara kebiasaan buruk dan disiplin.
Misal, ketika Anda ingin menyuruh anak sepuluh tahun Anda membuang sampah, anak menolah perintah Anda dengan berbagai alasan. Dengan sedikit kreativitas, cobalah manfaatkan kelemahan sang anak. Jika anak termasuk yang suka menyisihkan uang, buat sistem reward dengan uang ketika anak mau membuang sampah. Atau berikan uang pada saudaranya yang mau menjalankan perintah Anda.
Pastikan Semua Didasari Cinta
Istilah "tunjukkan padaku Guru yang kejam, akan kuperlihatkan sesuatu yang baik" ini pernah disinggung Dr Leman dalam bukunya "Have A New Kid by Friday". Dr Leman selalu menekankan, pelajaran disiplin akan berjalan efektif dan baik ketika didasari dengan cinta. Dan sebaliknya, jika hanya didasari keinginan menghukum anak maka tak akan menghasilkan sesuatu yang baik. Selain menjalanan Disiplin Realitas, orang tua juga sebaiknya memotivasi anak untuk membantunya menjadi orang dewasa yang bertanggung jawab kelak.
Laili / dari berbagai sumber
KOMENTAR