Wanita cantik ini tak pelit membagi tips-tips mendesain rumah. Baik lewat blog maupun milis. Justru dengan kemurahan itu, ia makin kebanjiran job mendesain rumah, apartemen atau tempat usaha.
Kapan sih membangun Anna Hape Studio?
Tahun 2000. Saya membangun usaha ini bersama teman-teman arsitek dan tukang-tukang berpengalamanan.
Bagaimana Anda mempromosikan?
Justru dari orang-orang yang pernah menjadi klien saya. Mereka yang merekomendasi teman-temannya memakai jasa saya.
Anda arsitek ya?
Bukan. Saya desainer arsitektur dan desainer interior. Saya lulusan Politeknik Atmajaya, Yogyakarta. Setelah lulus saya bekerja di kontraktor sembari kuliah desain interior di Inter Studi, Jakarta. Arsitektur saya pelajari secara otodidak. Saya belajar dari buku dan tukang-tukang bangunan.
Anda juga membagi ilmu lewat blog. Bagaimana ceritanya?
Anna Hape Studio yang saya kelola tumbuh secara organik. Dua tahun lalu saya membuat blog, masih gratisan. Tulisan-tulisan yang ada di blog, saya mulai dari hal-hal kecil dan sepele. Misalnya, saya beritahu yang pertama kali dilihat orang adalah kamar mandi. Dari situ saya memberi ide-ide. Akhirnya ada yang menananggapi, ada pula yang minta didesainkan rumahnya.
Punya misi khusus di Blog itu?
Yang saya pikirkan sejak awal hanyalah berbagi ilmu agar semua orang bisa mendesain rumahnya sendiri sekalipun ia awam di bidang interior atau desain rumah. Saya ingin semua orang pinter. Tidak ada tujuan untuk promosi. Bila kemudian banyak pekerjaan yang masuk di blog, itu adalah buah dari apa yang sudah saya sharing-kan pada orang lain.
Sebelum membuka blog, sebenarnya saya ingin membuka sekolah gratis untuk warga sekitar tinggal saya saja di Bintaro. Saya ingin menyampaikan ide-ide saya. Jadi ada proses pembelajaran buat saya. Tapi ternyata buka kelas harus menyiapkan silabus segala. Akhirnya saya buka blog. Karena banyak peminat, sekarang pakai alamat yang berbayar.
Siapa klien pertama Anda yang didapat dari blog?
Seorang bapak dari Bogor. Dia minta dibuatkan rumah tinggal. Ceritanya lucu, deh. Awalnya dia tidak secara eksplisit minta didesainkan rumah. Dia hanya memberi kasus. Punya tanah sekian meter pesegi kira-kira desainnya kayak apa. Lalu saya jawab. Eh, dia mengontak saya langsung minta rumahnya saya yang mendesain. Setelah bertatap muka, dia baru terbuka bahwa sebelum ini, pembangunan rumahnya itu dia tenderkan tapi enggak ada yang cocok.
Dari sana order terus bergulir?
Hi...hi...hi...Studio Anna Hape semakin besar.
Ciri khas desain Anda?
Saya tidak punya style khusus. Karena dalam proses kerja, saya ingin membantu orang lain menemukan dirinya sendiri. Ini masalah pilihan. Bukan berarti orang punya style itu tidak bagus. Bukan. Kalau saya bilang style desain saya minimalis, orang yang akan membangun rumah etnik pada saya, kan, enggak bisa. Saya berkarya untuk orang lain. Pusatnya ada di orang lain. Bukan saya.
Detailnya seperti apa?
Saya mendesain dengan hati. Karena saya melakukan pekerjaan ini atas dasar hobi. Hobi menggambar. Pertama saya menemui klien. Mereka saya ajak cerita. Saya mendengarkan apa yang mereka inginkan. Kalau klien ingin membuat rumah tinggal, saya harus mengenal karakter siapa yang akan tinggal, hobinya. Berapa anaknya? Apakah orangtuanya sering datang? Usianya berapa? Bila lahannya terbatas, maka klien harus membuat rumah vertikal. Kamar orangtuanya harus disiapkan di lantai bawah. Selanjutnya saya harus menggali data yang lebih banyak dari klien. Kenapa? Pernah klien bilang ingin rumah minimalis. Lalu saya tanya kebiasaannya seperti apa, koleksinya apa saja? Ternyata dia suka mengoleksi gebyok, ukir-ukiran. Nah, Itu kan, bukan minimalis, namanya.
Perlu waktu berapa lama untuk menemukan karakter?
Selama proses desain dan tergantung seberapa sering berinteraksi. Dengan klien ada perjanjian kerja satu sampai dua bulan. Ada klien yang bertanya kenapa begitu lama? Saya bilang karena majornya adalah desain. Saya selalu bilang bawa karakter masing-masing orang itu unik dan berbeda. Karena itu saya tidak pernah mau mengulang satu desain. Meski kelihatannya sama, tetapi pasti ada yang berbeda dari saya.
Selama proses interaksi, ada klien yang keberatan karena wilayah pribadi dimasuki?
Saya percaya selama kita bisa menyampaikan ide ke orang lain, dia tidak akan keberatan. Saya yakinkan pada klien, ketika rumahnya jadi, bukan buat saya. Melainkan buat keluarganya. Asal tahu saja, saat membuat desain, saya tinggal menggerakkan cursor komputer. Tapi, ada hal-hal yang harus saya gambar dengan tangan. Nah, saat menggambar dengan tangan itulah, jiwa saya bisa masuk ke dalam desain itu. Ini tidak terjadi saat saya menggerakkan cursor.
Keluhan yang sering timbul saat orang mau meminta jasa Anda?
Yang terbanyak masalah biaya. Misalnya, orang punya tanah 300 meter ingin membangun dari awal dengan dana Rp 300 juta. Bila ingin kualitas yang baik tentu saja tidak cukup. Kenapa? Nah, itu tugas saya menceritakan kepada klien. Saya ceritakan tentang proses pembangunan rumah tinggal itu ada struktur dan arsitektur. Struktur itu bagian dalam rumah. Sementara arsitektur adalah bagian luar/finishing. Misalnya, pemilihan jenis lantai, cat, dinding mau di-treatment seperti apa? Saya menceritakan pentingnya struktur bangunan melalui gambar hingga klien itu paham benar.
Soal biaya jangan dikhawatirkan. Sebab ada yang bisa di-create ada yang tidak boleh di-create. Hal yang prinsip di Anna Hape Studio adalah, soal struktur saya tidak bisa ditawar. Misalnya, ukuran besi yang menjadi tulang bangunan tidak boleh diganti atau dikurangi. Sebab, mungkin di awal rumahnya terlihat bagus. Lantainya marmer, tapi di dalamnya keropos. Bertahan berapa lama bangunan itu? Bila dua atau tiga tahun ada apa-apa, lalu harus dibongkar, kan, sayang.
Klien minta jasa Anda saja atau sampai pembangunan rumah?
Ada dua macam. Ada yang minta jasa desain saja, out put-nya gambar arsitektur dan struktur, lalu klien mencari kontraktor sendiri. Ada pula yang sampai pada tahap membangun rumah. Idealnya sih, komplit karena pernah, ada tukang yang salah baca angka dari desain saya. Akhirnya keliru membuat bangunan.
Bila ingin belanja material sendiri, klien harus bagaimana?
Biasanya saya cerita ke klien seputar situasi di luar. Misalnya mau belanja material struktur. Besi tulangan itu standarnya, panjang 12 meter, diameter 16 mm. Harga di toko A Rp180 ribu. Di toko B Rp160 ribu. Bisa jadi harga yang murah itu diameternya kurang dari 16 mm atau panjangnya hanya 11 meter. Jadi jangan cuma memikirkan harga yang murah.
Ada pula kontraktor yang main ganti ukuran material struktur yang sudah saya tetapkan. Kalau beberapa hal yang prinsip diganti, hasilnya tentu akan beda dengan desain saya. Pesan saya jangan main-main dengan struktur. Kalau mau irit buget, mending di arsitekturnya saja. Misalnya, baru mampu membeli keramik ukuran 40 X 40, ya beli itu dulu. Kapan-kapan punya uang lagi, bisa diganti yang lebih bagus.
Klien yang akan mencari kontraktor sendiri juga saya tanya, kontraktornya berpengalaman atau tidak? Kalau pengalaman seperti apa pengalamannya.
Seminggu bisa ketemu berapa klien?
Saya bisa menemui lima sampai enam klien. Rata-rata datang hari Sabtu. Masing-masing saya beri waktu dua jam. Saya selalu minta klien saya on time.
Selalu ketemu langsung?
Saya punya dua klien dari Australia dan Amerika. Konsultasinya hanya lewat email. Sejak konsultasi hingga rumahnya selesai saya bangun, belum pernah bertemu.
Biaya jasa Anda?
Jasa desain Rp100 ribu per meter pesegi. Ini untuk interior tempat tinggal.
Sudah mendesain apa saja?
Rumah tinggal, kantor, apartemen, rumah sekaligus tempat kerja.
Seperti apa masa kecil Anda?
Di keluarga inti saya tidak ada yang merancang rumah. Hidup saya mengalir saja. Tapi sejak kecil saya suka menggambar. Saya anak bungsu dari tiga bersaudara. Lahir di Ngawi 1971 tapi tidak pernah tinggal di Ngawi. Ayah saya kerja di Telkom karena itu tugasnya berpindah-pindah.
Umur 1,5 tahun saya diajak pindah ke Ruteng, Flores. Lalu kelas 1 SD saya sekolah di Singaraja, Bali, kelas 5 SD di Denpasar hingga lulus SMP. SMA di Cirebon, kuliah di Yogya.
Kenapa kuliah di politeknik bukan arsitektur?
Ini proses hidup. Cita-cita saya sejak kecil jadi insinyur pembangunan meski waktu kecil itu saya enggak tahu insinyur pembangunan itu apa. Nyatanya saya jadi insinyur pembangunan.
Oya, Anda rajin bermeditasi, ya?
Seringlah. Bermeditasi bisa mengatasi persoalan. Dalam sehari saya bisa mengerjakan 16 proyek. Meski banyak teman yang membantu pekerjaan saya, tetapi asistensinya tetap ada di saya. Ini membutuhkan kemampuan buat me-manage. Saya bisa melakukan semua itu kalau saya tenang berpikir logis.
Komitmen dalam bekerja?
Komitmen saya pada nilai. Berbisnis oke. Tetapi tetap punya nilai. Pernah, saya diminta membuat satu gedung di mana salah ssatu ruangannya untuk arena judi. Saya tetap menolak.
Selain menggambar, ada hobi lain?
Sebelum punya blog, hobi saya membaca. Setiap hari saya tergetkan 100 halaman. Setelah punya blog dan banyak pekerjaan, enggak sempat lagi.
Masih ada waktu bersantai sama suami, kan?
Suami saya juga kerja di rumah. Setiap hari kami berkumpul dan santai he..he..he.
Rini Sulistyati
KOMENTAR