SOAL SELEDRI & KEMIRI
Meski sebagian besar mitos tentang rambut tak bisa dijelaskan secara medis, ada beberapa di antaranya yang masuk di akal. Misalnya, agar rambut tebal, harus diolesi minyak kemiri. Ada juga yang menyarankan pemakaian seledri atau air kelapa muda.
Menurut dr. Titi Lestari Sugito, Sp.KK dari Bagian Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin FKUI-RSCM., secara empiris atau berdasar pengalaman, mungkin mitos tadi ada benarnya. "Kemiri, kan, mengandung minyak. Nah, minyak bisa digunakan untuk mengatasi rambut yang kering atau kurang subur. Tapi dari segi farmakologis belum pernah diteliti, apa isi, kandungan, dan dampak kemiri."
Yang jelas, lanjutnya, selama tidak menimbulkan efek samping, mencoba cara-cara tadi tentu boleh-boleh saja. "Cuma terkadang bahan alami seperti itu mengandung zat yang tak kita ketahui yang bisa mengiritasi kulit kepala bayi. Padahal, kulit bayi lebih rentan dan mudah teriritasi oleh bahan-bahan dari luar. Ini yang harus hati-hati."
RAGAM GANGGUAN
Berikut sejumlah gangguan pada rambut anak.
1. Gangguan akibat infeksi.
Misalnya infeksi jamur. Ini yang paling sering pada bayi dan anak, karena di kulit kepala banyak kelenjar lemak yang disukai jamur. Pengobatannya bisa dengan obat antijamur.
2. Kerak kepala atau seboroik.
Sering menyerang bayi, diduga akibat pengaruh hormon androgen dari ibunya, sehingga kelenjar lemak aktif. Kelenjar lemak kulit (sebum) keluar dari tempat yang sama dengan keluarnya rambut. Jika kelenjar lemak sangat aktif, akan mengeluarkan lemak lebih banyak. Nah, lemak inilah yang akan menimbulkan lapisan yang menumbuhkan kerak.
Kerak kepala bersifat sementara. "Bila hormon androgen habis, kerak akan hilang dengan sendirinya." Namun, karena seringkali kerak kepala disertai rasa gatal, tentu tak perlu menunggu sampai hormon habis. "Meski tidak membahayakan, kerak ini mengganggu kenyamanan dan dapat mengganggu pertumbuhan rambut secara sehat."
Orang tua bisa menghilangkannya dengan semacam minyak dan bahan-bahan antiseboroik yang membantu mempercepat pengelupasan. Biarkan semalaman agar kerak menjadi lunak. Esok harinya, cuci rambut dengan air hangat hingga bersih.
3. Infeksi bakteri.
Misalnya terjadi bisul-bisul di kepala. Untuk mengatasinya, bisa diberi antibiotik. Kalau hanya di kulit, memang tidak membahayakan. Dengan menjaga kebersihan, akan hilang dengan sendirinya. Kecuali jika imunitas dan gizi sang bayi buruk, infeksi bisa meluas. Tapi ini jarang terjadi.
4. Penyakit genetik.
Beberapa penyakit genetik akan membuat rambut tidak bisa tumbuh lagi. Tapi hal ini biasanya disertai kelainan pada kelenjar keringat, sehingga anak tidak bisa mengeluarkan keringat. Bisa juga penyakit genetik akibat faktor autoimun. "Badannya menghasilkan antibodi terhadap akar rambut, sehingga rambut jadi rusak. Akibatnya, rambut tak bisa tumbuh. Penyakit genetik ini bisa membuat rambut rontok di seluruh kepala bahkan ada yang sampai alis dan bulu mata.
Jika ini yang terjadi, segera bawa ke dokter.
Hasto Prianggoro
KOMENTAR