Ya, sakit perut memang penyakit umum dan bisa diderita siapa saja. Biasanya, sakit perut juga memiliki penyebab tidak fatal. Masuk angin, salah makan, intoleransi susu, atau terlambat makan merupakan penyebab umum sakit perut yang kerap terjadi.
Namun, sakit perut juga bisa menjadi pertanda sakit serius, lho! Seperti usus buntu, kolik, atau infeksi saluran kemih. Jadi, penting bagi para orangtua agar lebih peka mengenali gejala sakit perut, sehingga bisa tepat menanganinya sebelum menjadi hal yang fatal!
Akan tetapi, memberikan pertolongan pertama pada kasus sakit perut anak juga tak bisa sembarangan. Tetap dibutuhkan observasi dan petunjuk dari gejala lain yang menyertainya.
Spesialis anak dari Rumah Sakit Ibu dan Anak Hermina Jatinegara, Jakarta, dr. Nia Niasari, Sp.A menerangkan, sakit perut bisa dikenali dari gejala penyerta, usia anak, sampai gejala sakit perutnya itu sendiri.
Sakit perut, papar Nia, berdasarkan penyebabnya dapat diklasifikasikan ke dalam tiga golongan, yaitu organik, disfungsional, dan psikogenik. Masing-masing klasifikasi ini memiliki ciri sakit perut yang berbeda.
Organik
Sakit perut organik adalah nyeri yang diakibatkan gangguan organ, baik di luar maupun di dalam organ pencernaan. Gangguan ini bisa berupa ulkus atau luka pada organ seperti lambung, usus kecil, usus besar, gangguan di hati, ginjal, kandung kemih, atau pankreas.
Pada beberapa kasus, sakit perut organik disertai demam tinggi dan hilang nafsu makan. Misalnya, infeksi pada usus halus lalu menyebar ke selaput usus, hingga mengenai selaput yang menempel di dinding perut. Pada area ini terdapat banyak syaraf, sehingga timbul nyeri.
Nyeri yang diakibatkan gangguan organik bersifat terlokalisasi. Biasanya, anak yang lebih besar bisa menunjukkan di mana letak sakitnya. Pada anak yang lebih kecil sakit perut organik terkadang menyebabkan ia terbangun tiba-tiba di malam hari.
Kebanyakan sakit perut organik menimbulkan sakit teramat sangat, sehingga anak akan menangis dan rewel. Sakit perut tipe organik umumnya timbul secara tiba-tiba, dapat disertai muntah, diare, konstipasi, perdarahan dari pencernaan, berkemih tak lancar, atau terasa nyeri, air kencing keruh, volume kencing berkurang, dan lainnya.
Bisa juga disebabkan luka atau ulkus di lambung, terjadi infeksi bakteri, virus (rotavirus), atau parasit di usus kecil maupun usus besar. Kasus sakit perut organik juga bisa dipicu radang pada pankreas. Meski jarang terjadi, sakit perut akibat radang pankreas tetap bisa dikenali.
Umumnya nyeri dirasakan amat sangat dan berulang cukup sering. Namun, pemberian obat untuk meredakan sakit perut akibat infeksi pankreas terkadang tak menunjukkan perkembangan, tapi memerlukan perawatan di rumah sakit. Setelah dilakukan pemeriksaan darah, baru bisa diketahui.
Waspada Usus Buntu!
Infeksi hati juga bisa menyebabkan sakit perut. Tapi, rasa sakitnya dirasakan di perut bagian atas dan disertai mual. Juga disertai gejala lain, misalnya mengalami sakit kuning (kadar bilirubin darah meningkat). Bila dilakukan pemeriksaan lebih lanjut, akan teraba adanya pembekakan hati.
Sakit perut organik juga bisa disebabkan infeksi saluran kemih. Rasa sakitnya terasa di sekitar pinggang kanan atau kiri, dapat juga di perut kanan bawah seperti usus buntu. Ini dikarenakan posisi saluran kandung kemih berdekatan dengan usus buntu.
Khusus sakit perut akibat usus buntu, tidak tipikal terasa di perut kanan bawah, seperti seharusnya.Terkadang sakit perut dirasakan di area pusar atau tengah perut disertai demam berhari-hari.
Jika peradangan masih di dalam usus buntu, nyerinya tak akan terlokalisasi. Biasanya hanya menimbulkan ketidaknyamanan di tengah perut. Sedangkan bila peradangan sudah ke luar dinding organ usus buntu (mencapai selaput peritoneum parietal), baru akan menyebabkan sakit di perut kanan bawah.
Inilah mengapa usus buntu terkadang dianggap sakit perut biasa, karena sebab yang lain. Untuk kasus usus buntu, Nia mengingatkan, agar para orangtua tak terlambat mengenali gejalanya. Jika terlambat, usus buntu bisa pecah dan menyebarkan infeksi ke organ pencernaan lain, hingga bisa menyebabkan kematian.
Untuk menegakkan diagnosa perlu dilakukan USG (ultrasonografi), rontgen foto abdomen, dan tes laboratorium dengan sampel urin. Sakit perut organik pada kasus tertentu juga bisa disebabkan penyakit lain, seperti pneumonia (radang paru). Menurut Nia, ini karena saluran nafas dan organ di perut tersambung pada syaraf yang sama, sehingga bisa menyebabkan sakit perut.
Laili Damayanti
KOMENTAR