Ketika buah hati sudah lahir, otomatis seluruh perhatian tersita untuknya seorang. Termasuk saat Anda tidur, buang air kecil, buang air besar, bahkan ketika Anda mencoba meluruskan kaki. Situasi seperti ini bisa jadi membuat berhubungan intim dengan suami adalah prioritas terakhir yang terpikir. Padahal sebenarnya Anda menginginkan bercinta. Suami pun mengidamkan hal yang sama. Sayangnya, lelah dan rasa tak percaya diri dengan penampilan telah memadamkan gairah Anda.
Tak Percaya Diri
Dalam buku Love in the Time of Colic: The New Parents Guide to Getting It On Again, Ian Kerner, Ph.D., dan Heidi Raykeil memaparkan dilema kehidupan ranjang dari sisi pria dan sisi perempuan setelah melahirkan. Kabar baiknya, para pakar seks ini yakin Anda berdua masih bisa, kok, berintim-intim seperti dulu. Memang tak seintens dulu karena bagaimanapun setelah menjadi seorang ibu, otomatis fokus Anda hanya satu yaitu mengurus bayi.
Jika masalahnya terletak pada penampilan yang dirasa kusut masai, maka Raykeil menjawab, "Strecth marks, kurang tidur, dan gumoh dari bayi yang mengotori baju dan membuat Anda berbau tak sedap memang wajar jika membuat Anda tak percaya diri."
Oleh karena itu, jangan menuntut diri sendiri untuk selalu tampil seksi. "Bayangan bahwa Anda bisa menjadi hot mama saat Anda baru saja melahirkan itu hanya akan membuat Anda tertekan!" tegasnya. Lebih baik, fokuskan diri pada hot moments. Maksudnya, "Cari tahu kapan Anda merasa sangat seksi. Saat berendam di bathub, misalnya. Nikmati momen pribadi ini dan percaya atau tidak, Anda akan jauh merasa lebih baik."
Pendapat Kerner juga tak kalah melegakan, lho. Ia bilang, para lelaki yang memang kodratnya tak bisa berhenti berpikir mengenai seks, sebenarnya masih menganggap Anda menggairahkan, kok.
"Mungkin Anda berpikir Anda tak seksi, padahal bagi kami, Anda tetap seksi, kok. Malah momen-momen yang justru biasa-biasa saja, bisa kami anggap menggairahkan," jelas Kerner. Sebut saja saat Anda sedikit membungkuk ketika merapikan lemari dan bahkan saat Anda mengganti baju daster di malam hari. "Tak sedikit, lho, pria yang berpikir perempuan yang sedang menyikat gigi itu seksi," tambah Kerner.
Alasan lain mengapa Anda kehilangan gairah pasca melahirkan adalah depresi postpartum, takut vagina robek sehingga tak terjadi lubrikasi, naiknya hormon prolaktin dari menyusui yang sekaligus menurunkan gairah. "Ini semua normal. Kabar baiknya, Anda tahu Anda bisa kembali menikmati seks yang dahsyat, toh Anda pernah mengalaminya sebelumnya, kan?" Saran selanjutnya dari Raykeil adalah lupakan kuantitas dan utamakan kualitas. "Tidak penting berapa kali dalam seminggu Anda berhubungan seks. Just do it dan semua akan berjalan lebih mudah seiring waktu," ucapnya.
Pria yang "Bekerja"
Bicara soal energi, inilah yang paling penting. Berhubungan intim membutuhkan "bensin", di sisi lain mengurus bayi yang baru lahir sudah pasti sangat melelahkan. Untungnya, para pria biasanya amat mengerti dengan kondisi fisik Anda. Mereka juga tak keberatan untuk melakukan segala kerja keras agar Anda puas di ranjang.
Sayangnya, kompromi semacam ini justru membuat para perempuan merasa lebih tertekan. "Perempuan tak sama dengan pria. Untuk bergairah saja, ia harus memfokuskan pikirannya alias brain foreplay. Istilahnya, berhubungan seks sama saja dengan bekerja. Jika kami harus berbaring di sana dan tak melakukan apa-apa, kami tak bisa mendapatkan kepuasan maksimal," jelas Raykeil dalam bukunya.
KOMENTAR