Memang, enggak gampang menanamkan integritas pada si prasekolah. Tapi inilah usia yang paling pas untuk memulai. Awali dengan 8 langkah sederhana:
1) Buatlah beberapa aturan, seperti cuci kaki, sikat gigi dan pipis sebelum tidur, kalau habis pipis harus disiram, kapan anak harus bangun, jam berapa anak harus mandi, dan sebagainya. Ini akan memupuk rasa tanggung jawab dan komitmennya.
2) Beri tugas-tugas ringan. Misal, membereskan tempat tidur setiap bangun pagi. Ingat, yang dilihat di sini bukan kualitas pekerjaannya tapi pembiasaannya. Jika itu dilakukan anak setiap hari, maka orangtua harus memberikan rewards, entah dengan pelukan, pujian, atau ciuman. Aktivitas ini secara tidak langsung mengembangkan komitmen dan integritas diri anak.
3) Beri pemahaman logika terbalik. Posisikan ia sebagai korban ingkar janji temannya. Contoh, ada teman berjanji akan meminjamkan game boy, tapi dengan alasan lupa dia tidak kunjung membawakan mainan itu. "Kamu pasti kecewa, kesal, dan marah, karena di hari itu kamu telah membayangkan bisa main game boy. Perasaan kecewa yang sama mungkin dialami temanmu jika kamu ingkar janji."
4) Tanamkan bahwa setiap orang mesti sungguh-sungguh dengan ucapannya. Saat anak menyanggupi untuk menghabiskan makanan yang dipesannya, maka dia harus menepati apa yang sudah disanggupinya. Kalau tidak, maka makanan itu menjadi mubazir. Jika dia memesan makanan sebanyak itu lagi, orang lain tidak akan percaya bahwa porsi sebanyak itu bisa dihabiskan.
5) Tunjukkan sikap tegas/konsisten agar anak mematuhi komitmennya. Misal, karena anak tidak menepati janji untuk menghabiskan makanan yang sudah dipesannya, orangtua harus tegas untuk melakukan pembatasan. Atau katakan, "Kamu tidak boleh makan di resto karena minggu lalu makananmu tidak dihabiskan." Hanya saja, ada pengecualian jika kondisi anak memang sedang tidak fit.
6) Jadilah tela-dan. Jangan mengumbar janji pada anak jika tidak dapat memenuhinya. Misal, janji jalan-jalan ke luar kota padahal Anda sendiri belum pasti bisa atau tidak. Ingkar janji orangtua tidak hanya membuat anak kecewa, tapi juga mengajarinya untuk tidak memiliki integritas diri.
7) Beri kesempatan lagi jika anak belum mampu menunjukkan integritasnya. Saat anak lupa akan janjinya, cobalah berkata, "Baiklah, kita ulangi lagi. Se-karang coba kamu kerjakan apa yang kamu sanggupi. Janji adalah utang, kamu harus bisa dipercaya."
8) Gunakan metode kuis kecil-kecilan tentang kejadian sehari-hari. Misalnya anak diminta berpendapat tentang tokoh-tokoh dari kisah-kisah pendek yang Anda sampaikan; apakah orang itu bisa diper-caya atau tidak.
- "Ayah Budi minta Budi mengambilkan pot berisi bunga dan meletakannya di halaman rumah. Budi menyanggupi, tapi karena keasyikan bermain dia lupa dan tidak mengerjakannya sama sekali."
- "Sehabis bermain sepeda, Toni selalu memarkirkan sepeda di garasi dan membersihkannya."
- "Ibu Siti adalah tetangga sebelah Ani. Dia punya anggrek yang menjadi kesayangannya. Pada saat Ibu Siti hendak pulang kampung, dia minta tolong Ani untuk menyirami anggreknya dan Ani pun menyirami pohon itu tiap sore."
- "Tugas Sinta adalah menutup meja makan sehabis makan malam. Sinta menyanggupi dan melakukannya selama tiga hari, tetapi setelah itu lupa dan harus selalu diingatkan."
Nah begitulah, ada banyak cara untuk menanamkan kebiasaan tepat janji pada anak. Tidak sulit, kan?
APA HASILNYA?
Ada banyak hasil positif jika anak dilatih berintegritas sejak dini, di antaranya:
* Anak bisa memikul tanggung jawabnya dengan baik.
* Semua pasti ingin berteman dengan orang yang memiliki integritas tinggi; kalau janji ditepati, apa yang diucapkan dilaksanakan, dapat dipercaya dan berempati.
* Anak bisa mengukur, apakah dirinya mampu atau tidak dalam menepati janji. Ia belajar untuk tidak mengobral janji.
* Berbohong akan dijauhinya. Sebaliknya, ia senantiasa menjunjung tinggi nilai-nilai kejujuran dan keterbukaan.
Saeful
KOMENTAR