Di masa remajanya, ibu dua anak asal Yogyakarta ini adalah buruh pembuat kue. Pengalaman inilah yang membuatnya tidak mengeluh ketika suaminya di-PHK. Ia tekun mengembangkan usaha ampyang dan hampir seratus produk makanan kecil lainnya.
Apa saja yang sudah Anda kerjakan hingga terpilih menjadi Wanita Pengusaha Berprestasi 2006?
Saya jualan kue ampyang cokelat sejak tahun 1998 berlabel Fia untuk mencari nafkah. Ternyata tahun lalu, saya menerima penghargaan dari DPP IWAPI.
(Penghargaan yang sama juga pernah diterima Antik, nama sapaannya beberapa tahun silam dari Walikota Yogyakarta.)
Anda membuka usaha dengan tujuan membantu keuangan suami?
Ya, karena suami saya terkena PHK, semasa kami masih tinggal di Jakarta. Lalu, kami pulang ke rumah mertua di Yogyakarta. Sisa uang pesangon Rp700 ribu, saya gunakan buat modal usaha membuat ampyang cokelat.
Usaha Anda berjalan lancar?
Butuh perjuangan. Tiga bulan pertama, hasilnya hanya cukup untuk beli nasi. Lantas, karena saya lahir dan besar di Yogyakarta, saya datangi bekas teman-teman sekolah dan beri contoh produk saya. Dari sanalah sedikit-sedikit usaha saya mulai jalan.
Dari mana Anda memperoleh keterampilan menjual produk?
Suatu kali, saya ikut pelatihan teknik salesmanship dan mendapat teori yang jitu. Misalnya, setiap hari saya harus punya teman baru sepuluh orang, dan itu harus bertambah dari hari ke hari. Tidak sampai satu bulan kemudian, saya malah kewalahan melayani permintaan. Sejak itulah saya merekrut karyawan.
Dari sana pengalaman apa yang bisa Anda petik?
Ternyata terjalinnya kemitraan merupakan cara yang bagus untuk berkembang.
Lalu, ilmu memasak kue dan roti diperoleh dari mana?
Ketika remaja, saya suka diminta tetangga membantu membuat kue pesanan orang yang punya hajat. Kasarnya, buruh tapi akhirnya saya punya banyak ilmu membuat kue.
Bagaimana upaya Anda membesarkan usaha?
Saya rajin mengikuti pelatihan, seminar, dan pameran untuk membuka wawasan.
Strategi pemasarannya seperti apa?
Khusus untuk membesarkan usaha ampyang cokelat, saya selalu membuat inovasi baru. Ditambah saat ini, saya sudah mengantongi sertifikasi halal untuk semua produk saya.
Bagaimana peran suami dalam mengembangkan usaha Anda?
Suami yang mengurus keuangan, saya yang berurusan keluar.
Rini Sulistyati
KOMENTAR