Hantaran bukan sekadar mengirimkan sesuatu. Ada makna yang lebih dalam dari itu, perhatian dan persahabatan.
Menjelang hari-hari khusus keagamaan, seperti Idul Fitri, tradisi mengantarkan sesuatu bagi orangtua, kerabat ataupun sahabat, adalah sesuatu yang lazim dilakukan oleh masyarakat.
Benda yang dikirimkan pun begitu beragam, mulai dari makanan berat, kue-kue kering, hingga benda-benda keperluan khusus menjelang Idul Fitri.
Tetapi benda-benda kiriman itu bukanlah segalanya. Sebab hal yang paling penting bukanlah benda itu sendiri, namun makna yang ada di balik barang-barang hantaran tersebut.
Fenita Jayanti, atau yang akrab dengan panggilan Fenita Arie, memiliki prinsip yang sama. Baginya, sesuatu yang ia kirimkan kepada seseorang di hari-hari khusus seperti hari ulang tahun ataupun pada Hari Raya Idul Fitri, selalu memilki makna yang dalam.
"Hantaran itu tanda kasih. Itu juga merupakan bentuk perhatian kita kepada orang lain. Meskipun harga makanannya tidak seberapa, tetapi kita dapat menunjukkan bahwa kita membawa sesuatu yang spesial bagi mereka," kata Fenita.
"Nah, kalau di hari "H" Idul Fitri, malah kita yang sering mendapat hantaran dari orangtua. Soalnya kami kan tidak memasak sendiri, jadi orangtua atau saudara lain yang mengirimkan ketupat atau opornya," ujar Fenita.
Ingin Membuat Sendiri
Di luar hari-hari khusus keagamaan, Fenita juga biasa mengirimkan sesuatu kepada teman atau sahabat-sahabatnya. Misalnya saja ketika mereka berulang tahun, ataupun ketika mereka memiliki acara khusus.
"Ya, misalnya saja mengirimkan bunga ketika mereka meresmikan salon miliknya. Itu kan bagus," jelas ibu dari dua orang anak, Misbareta Fathir Gavin Daffa (usia 5 tahun) dan Misbareta Aisyah Mikhaila (usia 2 tahun), itu. "Kalau ada sahabat yang berulang tahun, ya kita kirimkan saja benda-benda kegemaran mereka."
Tentu saja Fenita ingin membawa atau bahkan merangkai sendiri hantaran seperti itu. Namun sempitnya waktu sering membuatnya urung mewujudkan keinginan itu. Ujungnya, ia hanya dapat mengirimkannya lewat kurir.
Bahkan sering pula ia membeli jadi, baik untuk hantaran atau parsel. Terutama jika ia harus mengirimkannya ke banyak orang sekaligus. Dalam kondisi seperti itu ia tidak mungkin menyiapkannya barang-barang itu sendirian.
Namun jika ada waktu ia bahkan dengan senang hati membuat dan mengemas sendiri benda hantarannya.
"Membuat dan menyiapkan sendiri ada nilai ataupun kepuasan tersendiri dibandingkan beli jadi," katanya.
"Saya kan kadang-kadang membuat empek-empek. Nah, itu saya kirimkan kepada sahabatsahabat saya. Sekalian pamer kalau bisa masak empek-empek..ha.. ha..," ujar perempuan kelahiran Palembang tahun 1986 itu.
Ajaran Orangtua
Semua itu tidak lepas dari kebiasaan yang diajarkan oleh orangtua Fenita, yakni untuk berbagi dengan orang lain. Hal yang sama pun kini diajarkan oleh Fenita kepada anak-anaknya.
"Saya mengajarkan kepada anak-anak, walaupun sedikit membawa buah tangan itu baik, terutama untuk orang-orang yang dekat dengan kita," ujar Fenita.
Untuk hantaran makanan Fenita selalu menggunakan wadah yang dapat dipercaya seperti Tupperware. Selain bentuknya yang cantik, alasan ia menggunakan Tupperware adalah produk tersebut dibuat dari bahan yang aman.
"Selain untuk hantaran, saya juga menggunakan produk Tupperware untuk wadah hidangan di hari spesial maupun di hari-hari biasa. Kami sudah lama menggunakannya.
Produknya aman dan bentuknya menarik," kata Fenita.***
KOMENTAR