"Di sini jumlah kejahatannya tiga kali lipat sekalipun kita punya tiga puluh lima polres," ujarnya kepada wartawan di Mapolda Metro Jaya, Selasa (18/3).
Masih menurut Dwi, angka tersebut memang terkait dengan karakter masyarakat di daerah masing-masing. "Tentunya, kearifan lokal daerah berbeda-beda sehingga memiliki karakter yang berbeda pula," ujarnya lagi.
Dwi mencontohkan, selama dirinya menjabat Kapolda Jawa Tengah, ia mengaku tak banyak menemui unjuk rasa anarkis. "Bahkan hampir tidak ada," tandasnya.
Berita soal unjuk rasa dengan ribuan massa bahkan berujung bentrok yang kerap terjadi di DKI Jakarta, diharapkan Dwi tak mendominasi tahun-tahun kepemimpinannya.
"Ya. Kita harapkan masyarakat di Jakarta bisa memahami tugas polisi," ujarnya.
Masih menurut Dwi, dirinya juga memiliki misi untuk menurunkan angka kejahatan di DKI Jakarta. "Di Jawa Tengah, dari 19 ribu kasus kejahatan, saya bisa menurunkan sampai 12 persen. Semoga nanti (di DKI Jakarta) juga demikian," harapnya.
Soal narkoba yang masih menduduki angka kriminalitas tinggi di Jakarta, Dwi berharap jajarannya dapat melakukan penindakan jika ada informasi peredaran maupun penggunaan narkoba di tempat hiburan malam.
Laili
KOMENTAR